Selasa 25 Sep 2018 06:19 WIB

Isu-Isu Ini Mulai Digulirkan di Awal Masa Kampanye

Isu yang mulai muncul di antaranya pengangguran, BPJS Kesehatan, hingga Ahok.

Kepala Daerah Sumbar Pendukung Jokowi-Ma'ruf
Kepala Daerah Sumbar Pendukung Jokowi-Ma'ruf

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Bowo Pribadi

Masa kampanye sudah dimulai sejak deklarasi kampanye damai di Monas, Ahad (23/9) lalu. Hari pertama masa kampanye, peserta pemilihan presiden 2019 memulai manuver mereka untuk menjaring suara di sejumlah kantong maupun kelompok pemilik suara.

Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, langsung mengunjungi wilayah yang selama ini dikenal sebagai “kandang banteng”, yaitu Semarang, Jawa Tengah. Sandi mencoba menarik suara Muhammadiyah Jawa Tengah dengan menggelar pertemuan dengan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jateng.

Pada pertemuan ini, cawapres pasangan calon presiden Prabowo Subianto ini menerima keluhan terkait tunggakan dana BPJS yang harus ditanggung 32 rumah sakit yang dikelola Muhammadiyah. Total tunggakan BPJS yang harus dibayar pemerintah mencapai sebesar Rp 300 miliar ke rumah sakit di bawah naungan Muhammadiyah.

PW Muhammadiyah Jateng menitipkan amanah agar Sandi memperbaiki pengelolaan BPJS Kesehatan. Sandi berjanji akan membenahi pengelolaan BPJS Kesehatan jika terpilih dalam pilpres 2019 nanti. 

“Insya Allah, Pak Prabowo dan Sandi akan komit untuk benahi tata kelola BPJS Kesehatan ini,” tutur Sandi di kantor PW Muhammadiyah, Jalan Singosari, Semarang, Senin (24/9).

Kehadiran Sandi di PW Muhammadiyah didampingi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. Sandi mengatakan, kehadirannya di PW Muhammadiyah untuk menampung aspirasi. Ia menghormati pilihan ormas Islam terbesar kedua di Indonesia ini yang tetap pada posisi netral dalam pilpres 2019 mendatang.

Ketua PW Muhammadiyah Jateng Tafsir mengatakan, secara kelembagaan, Muhammadiyah tetap netral dan membuka dialog dengan calon presiden maupun cawapres mana pun, termasuk dengan Sandiaga. “Tetapi, untuk individu, warga Muhammadiyah tetap harus memilih,” ujar Tafsir.

Lawatan Sandi di Semarang juga untuk menghadiri Temu Kader dan Calon Legislatif PAN Dapil 1 Jawa Tengah. Di depan seluruh calon anggota legislatif PAN Jateng, Sandi kembali mengungkit masalah ekonomi yang saat ini masih menjadi pekerjaan rumah Indonesia. Dalam bahasa Sandi, Indonesia kini sedang menghadapi turbulensi ekonomi sehingga membutuhkan seorang pilot yang mumpuni dan kuat berpihak kepada kepentingan rakyat.

Salah satu persoalan yang diungkapkan mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu adalah soal pengangguran. Menurut dia, sangat ironis jika data sebanyak 800 ribu angka pengangguran di Jateng justru didominasi oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). 

Padahal, SMK diproyeksikan untuk mencetak lulusan yang siap bekerja. “Ini sangat ironis. Lulusan SMK selama ini dipersiapkan untuk siap kerja, namun justru sulit mendapatkan pekerjaan,” kata Sandi.

Di Jateng, Sandi juga menyempatkan diri untuk melihat kondisi masyarakat langsung dengan mengunjungi pedagang di Pasar Sendiko, Wonodri, dan masyarakat di Desa Wisata Kandri, Gunung Pati, Semarang. Di kedua tempat ini, Sandi masih menyoroti soal perekonomian.

Di tempat lain, capres Prabowo Subianto menerima kunjungan para dokter spesialis untuk membicarakan terkait masalah kesehatan nasional di kediamannya, Jalan Kertanegara 4, Jakarta, pada Senin sore. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, diskusi Prabowo dan para dokter spesialis juga membicarakan defisit anggaran BPJS Kesehatan.

“Salah satunya dibicarakan defisit BPJS Kesehatan cukup tinggi, sekian triliun, yang menyebabkan pelayanan kesehatan kepada rakyat menjadi terhenti,” ujar Muzani.

Di kubu lawan, cawapres KH Ma'ruf Amin di Jakarta menerima kunjungan sejumlah kalangan di kediamannya, Jalan Situbondo Nomor 12, Jakarta.

Pada pagi, Kiai Ma'ruf yang berpasangan dengan Joko Widodo menerima kunjungan Relawan Nusantara pendukung Ahok. Kiai Ma'ruf berencana menggelar pertemuan khusus dengan para pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk bersilaturahim. 

“Nanti saya bertemu mereka secara khusus. Kalau secara umum di berbagai forum, biasa. Perlu ada pertemuan khusus,” kata Ma'ruf.

Ia menuturkan, ada dugaan relawan pendukung Ahok melihat masa lalu Ma'ruf sebagai mantan ketua MUI. Saat menjabat sebagai ketua MUI, Ma'ruf menilai Ahok menista agama. 

“Katanya relawan Ahok agak gimana, rasanya seperti apa. Buat saya, tidak ada salah. Buat saya, siapa pun harus bergaul dengan semua pihak untuk keutuhan bangsa. Keutuhan bangsa harus dinomorsatukan. Saya mau ketemu mereka secara khusus. Saya sangat gembira. Juga semua kalangan mau saya datangi,” ujar KH Ma'ruf.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement