Senin 24 Sep 2018 22:37 WIB

Wali Kota Pariaman Dukung Kirab Satu Negeri GP Ansor

Wali Kota Pariaman menilai Kirab Satu Negeri mengusung misi yang mulia.

Walikota Pariaman Mukhlis Rahman menerima pataka bendera Merah Putih dari Ketua PC GP Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana
Foto: istimewa
Walikota Pariaman Mukhlis Rahman menerima pataka bendera Merah Putih dari Ketua PC GP Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengapresiasi pelaksanaan Kirab Satu Negeri (KSN), yang digelar oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Menurutnya, Kirab Satu Negeri mengusung misi mulia yakni membela agama, bangsa dan negeri.

"KSN ternyata bela agama, bela bangsa, bela negeri. Itu kan tugas mulia sehingga tidak ada alasan menolaknya. Mungkin saja paham yang tidak Pancasilais yang menentang upaya mempertahankan Pancasila, NKRI dan Kebinnekaan bangsa Indonesia," katanya, Senin (24/9/2018).

Mukhlis mengatakan, wajar jika GP Ansor merasa sangat berkepentingan menjaga keutuhan NKRI. Sebab, kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari pejuangan umat Islam dari kalangan pesantren. Selain itu, untuk menangkal dan melawan isu-isu negatif juga diperlukan aksi nyata.

"Silakan saja Ansor melakukan kegiatan. Lawan isu-isu negatif dengan kegiatan positif yang selalu menjunjung nilai-nilai kebaikan. Tidak perlu keterlaluan di media sosial. Tunjukkan eksistensi Ansor tidak seperti yang menolak KSN. Silakan Ansor menunjukkan eksistensinya di Padang Pariaman dan Kota Pariaman," ujarnya.

Usai memberikan sambutan, Mukhlis Rahman menerima Bendera Merah Putih dari tim Kirab Satu Negeri untuk selanjutnya diserahkan kepada Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana. Bendera Merah Putih tersebut selanjutnya ikut dibawa dalam ziarah ke makam ulama Syekh Katik Sangko di Pulau Angso Duo.

Sebelumnya, Zeki Aliwardana menyampaikan alasan Ansor mengadakan Kirab Satu Negeri ini. Pertama, adanya ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah atau merusak konsensus kebangsaan. Kedua, adanya ancaman dari pihak-pihak yang menggunakan agama sebagai alat politik dan menjadikan agama sebagai sumber konflik. Ketiga, mayoritas rakyat lebih memilih diam melihat masalah tersebut.

"Karena itu, Ansor ingin Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 tetap kokoh menjadi pengikat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Kita juga ingin agama menjadi rahmah, sumber kasih sayang dan perdamaian, sebagaimana telah dipraktikkan berabad-abad oleh nenek moyang kita," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement