REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta tim pendukung calon presiden dan wakil presiden dapat bersikap profesional dan menempatkan agama secara proposional. Langkah ini penting dilakukan agar pesta demokrasi bisa berjalan dengan aman dan damai.
“Tim pendukung jangan lebih ramai daripada pemainnya, maka pendukung harus mendukung secara profesional bukan yang provokasi,” ujar Ketua Komisi Dakwah MUI KH Cholil Nafis ketika dihubungi Republika, Senin (24/9).
Menurut Kiyai Cholil, pesta demokrasi merupakan sarana pembelajaran bagi masyarakat sekaligus menumbuhkan Ukhuwah Islamiyah. Sebab, politik pada faktanya diperlukan untuk kehidupan masyarakat.
MUI dalam sejarahnya tampil sebagai suatu gerakan masyarakat dengan ikhtiar mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin. “Tokoh agama berilah pemahaman agama secara proposional tidak berlebihan karena mendukung tokoh tertentu sehingga melampaui ajaran agama apalagi menjadi provokasi,” kata dia.
Mantan ketua umum MUI KH Ma'ruf Amin telah dipasangkan sebagai pendamping calon pejawat Joko Widodo untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pasangan itu akan bersaing dengan duet Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.