REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Solahudin Uno menegaskan, bahwa dirinya sangat anti terhadap hoaks atau kabar bohong dan akan menindak tegas pembuat dan penyebarnya. Ancaman mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu tidak main-main, dia bakal mempolisikan penyebar hoaks tak terkecuali pendukungnya. Bagi dirinya pemilu yang berkualitas adalah tanpa hoaks.
"Kita tindak tegas kalau untuk pendukung-pendukung kita akan tindak tegas bahkan kita akan laporkan pendukung-pendukung kita langsung ke pihak yang berwajib. Jadi kita tidak ingin ada toleransi sedikitpun terhadap kampanye yang bernuansa hoaks," tegas Sandi disela-sela acara Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Jakarta Pusat, Ahad (23/9).
Oleh karena itu untuk menangkal hoaks, kata Sandi, pihaknya memiliki tim yang bertugas memantau semua dari key influencer dan key openion leader yang dimilikinya. Kemudian juga ada tiga aturan untuk menjaga kesejukan selama Pemilu 2019 berlangsung. Pertama, apakah informasi yang tersampaikan itu terverivikasi akurasi, kedua apakah itu bermanfaat. Ketiga apakah itu bisa menyakitkan dari pendukung presiden dan Ma'ruf Amin.
"Karena Pak Prabowo sendiri yang mencoret-coret itu narasi daripada tim kreatif dan kita komitmen tidak ingin ada toleransi karena kita ingin damai," tutur Sandi.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar deklarasi kampanye damai para peserta pemilihan umum (Pemilu) 2019 mendatang. Tidak hanya calon presiden dan wakil presiden, para ketua umum partai politik (parpol) dan perwakilan dari calon legislatif Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI juga hadir. Uniknya para peserta pemilu mengenakan beragam pakaian ada istiadat dari berbagai daerah di seluruh Nusantara.
Calon presiden nomor urut 1 Joko Widodo memilih memakai pakaian ada Bali, lengkap dengan Udeng yang diikatkan di kepalanya. Sementara wakilnya, KH Ma'ruf Amin mengenakan pakaian adat Betawi, tetapi membawa sorban putihnya. Sedangkan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mengenakan pakaian adat asal Jawa Tengah warna krem dengan atasan blangkon. Sedangkan pendampingnya, Sandiaga mengenakan pakaian khas Melayu juga berwarna krem, lengkap dengan kopiah hitamnya.