Sabtu 22 Sep 2018 13:37 WIB

Ini Alasan Din Mundur dari Utusan Khusus Presiden Jokowi

Muhammadiyah tidak berpolitik praktis.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Teguh Firmansyah
Din Syamsuddin memberikan keterangan kepada awak media usai pembukaan The 7th World Peace Forum (WPF) di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (14/8).
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Din Syamsuddin memberikan keterangan kepada awak media usai pembukaan The 7th World Peace Forum (WPF) di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengajukan surat pengunduran diri sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban ke Istana Kepresidenan pada Jumat (22/9) kemarin. Ia mengatakan, hal itu karena Jokowi telah resmi menjadi calon presiden dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019.

Menurut Din, Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis. Saat ini pun, ia masih menjabat sebagai salah satu ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM).

"Alasan pengunduran diri ini lebih terkait dengan prinsip Muhammadiyah yang pernah saya pimpin dan sekarang pun masih menjadi ketua pimpinan ranting yang tidak terlibat dalam politik kekuasaaan," kata Din yang juga mantan ketum PP Muhammadiyah, saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (22/9).

Din mengatakan, jabatannya sebagai utusan khusus presiden dianggap berkonotasi kuat dan melekat dengan Jokowi. Sehingga, menurut dia, nanti publik bisa menganggap ia sebagai pendukung salah satu pasangan calon presiden (capres). Ia juga menambahkan, tugas dia sebagai utusan khusus sudah tidak kondusif saat ini.

"Dengan definitifnya Presiden Jokowi sebagai capres dan saya sebagai utusan khusus pelaksanaan tugas-tugas saya di dalam negeri khususnya untuk mengembangkan dialog, kerja sama antar agama itu tidak kondusif lagi karena masyarakat termasuk umat islam itu sudah terbelah," ujar Din.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement