REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan kegiatan Asian Para Games menjadi promosi pariwisata untuk kota Pontianak dan Kalbar. Ia pun yakin acara ini mendorong pertumbuhan wisatawan ke Kalimantan Barat
"Asian Para Games 2018 ini bisa menjadikan promosi wisata di kota Pontianak dan Kalbar karena dengan begini orang bakal mengenal Kalbar," kata Sutarmidji saat membuka kegiatan pawai obor Para Games III tahun 2018 di Kota Pontianak, Rabu (19/9).
Sebagai pemerintah daerah, dirinya akan memperhatikan para warga yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas dengan cara menerima menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar. "Insyaallah saya akan saya perhatikan warga yang kebutuhan khusus atau disabilitas dengan menerima sebagai pegawai di lingkungan pemerintah provinsi, kali ini ada satu persen formasi penerimaan dari formasi yang ada," tuturnya.
Sementara untuk provinsi Kalbar, katanya juga mengirimkan tiga atlet untuk mengikuti Asian Para Games 2018 dan jika menyumbangkan medali Pemprov Kalbar akan memberikan bonus."Kalbar mengirimkan tiga atlet di cabang olah raga atletik, renang dan angkat berat. Jika meraih medali kita akan berikan bonus," katanya.
Sebagai Gubernur Kalbar, dirinya mengapresiasi kota Pontianak menjadi salah satu kota yang dijadikan pawai obor Asian Para Games ke tiga setelah kota yang ada di Indonesia."Atas nama pemerintah dan masyarakat provinsi kalbar, saya ucapkan terima kasih telah memilih kota Pontianak sebagai kota yang dilewati obor Asian Para Games 2018," kata Sutarmidji.
Dia mengatakan, dengan dipilihnya kota Pontianak dalam pawai obor tersebut ada ke istimewaan tersendiri. Sebab kota Pontianak merupakan pertemuan titik nol lintang utara dan lintang selatan di bumi ini. "Sehingga perjalanan pawai obor terjauh dan sudah mengelilingi kota yang ada di dunia itu ada berada di kota Pontianak dan tepatnya di tugu khatulistiwa ada di kalbar," tuturnya.
Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu mengatakan, untuk tanggal dan bulan tertentu di kota Pontianak sendiri tidak memiliki bayangan. "Setiap tanggal 21 sampai 23 Maret dan tanggal 21 sampai 23 September setiap tahunnya, jika kita berdiri di tugu khatulistiwa bayangan kita tidak terlihat. Inilah ke istimewaan kota Pontianak yang dimiliki," katanya.