Rabu 19 Sep 2018 19:21 WIB

Banyuwangi Siap Sambut Ajang IMF-WB

Pembangunan pariwisata bisa membantu ekonomi rakyat sekaligus menambah devisa negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membuka seminar dalam program “Voyage to Indonesia” di Banyuwangi, Rabu (19/8).
Foto: dokpri
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membuka seminar dalam program “Voyage to Indonesia” di Banyuwangi, Rabu (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka seminar dalam program “Voyage to Indonesia” di Banyuwangi, Rabu (19/8). Seminar itu digelar dalam rangkaian menyambut ajang International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) Annual Meetings yang bakal digelar Oktober 2018 di Bali.

Banyuwangi telah ditetapkan sebagai daerah penyangga Bali untuk pertemuan yang bakal diikuti 17 ribu delegasi berbagai negara di dunia.

“Kita memilih Banyuwangi ini karena dianggap unik. Banyuwangi ini menggambarkan bahwa berbagai macam kegiatan pariwisata di Indonesia bisa dikembangkan oleh daerah, dan biasanya didukung leadership, peran kepala daerahnya menjadi sangat penting,” ujar Sri Mulyani.

“Bupati Banyuwangi adalah salah seorang bupati yang memiliki visi, kreativitas yg menciptakan kegiatan-kegiatan yang sangat impresif dalam mengembangkan masyarakat,” kata Sri yang telah dinobatkan sebagai menteri terbaik di dunia di ajang World Government Summit 2018.

Selain Sri, hadir dalam seminar itu berbagai pemangku kepentingan di industri pariwisata, baik dalam maupun luar negeri. Di antaranya Utusan Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim Rachmat Witoelar, Program Leader Bank Dunia Yongmei Zhou, Deputi Pengembangan Destinasi Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Dewan Eksekutif Pacific Asia Travel Association Abdulla Ghiyas, dan CEO ayojalanjalan.com Muhammad Syafaat.

Sri menambahkan, dalam konteks ekonomi nasional, pembangunan pariwisata bisa membantu ekonomi rakyat sekaligus menambah devisa negara. Namun, pariwisata bukan semata penerimaan devisa, namun lebih pada bagaimana masyarakat menikmati pembangunan pariwisata.

“Oleh karena itu, pengembangan pariwisata harus inklusif. Banyuwangi sekali lagi menjadi tempat yang bisa dijadikan contoh dalam menciptakan pariwisata yang inklusif. Ada homestay rakyat, ada pelibatan rakyat dalam kegiatan pariwisata,” kata Sri.

Terkait ajang IMF-WB Annual Meetings, imbuh SMI, saat ini persiapan sudah 94 persen. Termasuk Banyuwangi sebagai daerah penyangga terus disiapkan. Akhir September, semua persiapan sudah mencapai 100 persen. “Minggu ini kami cek infrastruktur IT untuk memperlancar konektivitas,” ujarnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, pihaknya berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat yang terus mendukung daerah untuk mengembangkam berbagai sektor potensial. 

“Infrastruktur ke akses destinasi wisata juga telah dibantu pemerintah pusat, terima kasih dukungan pendanaannya Ibu Sri Mulyani. Khusus ajang IMF-WB ini, kami yakin bisa ikut menggerakkan ekonomi lokal,” kata Anas.

Pemerintah pusat telah menuntaskan perbaikan akses ke Kawah Ijen yang memiliki fenomena api biru (blue flame) mendunia, serta akses ke Taman Nasional Alas Purwo yang memiliki Pantai Plengkung (G-Land) dengan ombak selancar terbaik dunia dan Sabana Sadengan sebagai habitat banteng. Dana sekitar Rp50 miliar telah dialokasikan untuk perbaikan itu.

Adapun melalui perusahaan negara PT Angkasa Pura II telah dikucurkan ratusan miliar untuk penebalan dan perpanjangan landasan Bandara Banyuwangi, serta perluasan apron. Bandara Banyuwangi nantinya bakal didarati oleh rombongan menteri keuangan sejumlah negara yang mengikuti ajang IMF-WB.

Insya Allah Banyuwangi siap menyambut ajang IMF-WB. Kami menargetkan bisa menggaet 1.500-2.000 delegasi. Apalagi ada banyak hotel berbintang baru yang telah beroperasi, jadi fasilitas makin lengkap,” kata Anas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement