Rabu 19 Sep 2018 11:17 WIB

Pengamat: Posisi M Taufik Pengaruhi Citra Gerindra

Gerindra akan dianggap berkomitmen rendah terhadap pemberantasan korupsi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik (kiri) berjalan keluar usai memenuhi panggilan penyidik KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam perkara dugaan pemberian hadiah terkait pembahasan Raperda mengenai rencana tata ruang kawasan strategis Pantai Utara Jakar
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik (kiri) berjalan keluar usai memenuhi panggilan penyidik KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam perkara dugaan pemberian hadiah terkait pembahasan Raperda mengenai rencana tata ruang kawasan strategis Pantai Utara Jakar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Partai Gerindra terkait Muhammad Taufik bakal memengaruhi citra partai tersebut di masyarakat. Gerindra mempertahankan Taufik sebagai bakal calon anggota legislatif DPRD DKI dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk menggantikan Sandiaga Uno.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan Taufik yang merupakan mantan napi korupsi akan jadi stigma negatif di masyarakat. “Partai ini akan ditandai oleh masyarakat sebagai parpol yang komitmennya cukup rendah terhadap pemberantasan korupsi,” kata kepada Republika.co.id, Rabu (19/9).

Terkaitan pencalonan legislator, Adi mengatakan, para ketua umum partai sudah menandatangani pakta integritas bersama KPU dan Bawalu sebelum partai politik menyodorkan nama-nama caleg. Jika partai tetap mencalonkan kader yang pernah terjerat kasus korupsi, ia berpendapat, maka pakta integritas yang ditandatangani menjadi sekadar kamuflase, lips service, atau pencitraan. 

Ia menambahkan kondisi ini menjadi ironi dan sisi gelap demokrasi di Indonesia. Sebab, ia mengatakan, seolah parpol kekurangan kader untuk dicalonkan menjadi pemimpin.

Padahal, lanjut Adi, Partai Gerindra sedang mendapat sorotan dari masyarakat karena sebagai pengusung utama pasangan bakal capres-cawapres, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Adi mengatakan kengototan mengusung calon yang pernah terjerat kasus korupsi, baik sebagai anggota legislatif maupun wakil gubernur, bakal berimplikasi ke Prabowo-Sandiaga.

“Partai Gerindra selama ini jualannya caleg bersih demi moral politik, tetapi kok masih saja ada celah mengusung caleg-caleg eks koruptor. Ini kisruh lama, tetapi parpol seperti tidak peduli,” jelasnya.  

Dalam konteks Pemilihan Presiden 2019, ia mengatakan, bukan tidak mungkin partai pengusung Prabowo-Sandiaga lainnya, yakni PKS, PAN, dan Partai Demokrat, bisa dikaitkan oleh masyarakat. Sebab, sebagai koalisi mereka dipandang sebagai satu kesatuan tim yang mengusung pasangan calon. "Akan ada sedikit pengaruh," katanya. 

Namun, ia memaklumi, sikap Partai Gerindra yang tetap mencalonkan sosok yang pernah divonis kasus korupsi. Misalnya, calon tersebut dinilai memiliki jaringan yang kuat sehingga harus dipertahankan demi mendapatkan kemenangan.

Baca Juga: M Taufik Bertahan di Daftar Caleg dan Jadi Calon Wagub DKI

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement