REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Belum tuntas perbaikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sebalang yang terbakar, kini PLTU Unit 4 Tarahan mengalami kebocoran di bagian turbin, Senin (17/9). Akibatnya, pemadaman listrik pelanggan menjadi tiga bulan ke depan.
Deputi Manajer Hukum dan Humas PT PLD Distribusi Lampung Hendri AH membenarkan ada kerusakan pada boiler di PLTU Tarahan. Boiler tersebut, kata dia, untuk memanaskan air, dan uapnya digunakan untuk menghasilkan tenaga menggerakkan turbin yang berujung menghasilkan daya listrik.
“Penggantian tube itu membutuhkan waktu,” katanya, Selasa (18/9).
Menurut dia, PLTU Tarahan harus menonaktifkan pembangkit unit 4 yang bocor tersebut. Sehingga pasokan daya sebesar 547,3 megawatt (MW) terpaksa berkurang. Sedangkan konsumsi daya listrik untuk kebutuhan pada beban puncak di Lampung mencapai 999,31 MW.
Setelah pasokan dari Sumatera bagian Selatan sebesar 280 MW, daya listrik di Lampung masih defisit 172,01 MW. Menurut dia, perbaikan turbin yang bocor tersebut membutuhkan waktu sekitar 10 hari, pihaknya mengerahkan segala upaya untuk mempercepat perbaikan.
Selama masa perbaikan, PT PLN Distribusi Lampung berharap pelanggan dapat mengakses laman PLN dan juga media sosial PLN untuk mengetahui jadwal pemadaman listrik bergilir.
Asdi, pelanggan PLN di Tanjungkarang menyesalkan PLN Lampung terus-terusan memberlakukan pemadaman bergilir. Pemadaman bergilir bukan saja terjadi sekarang, tapi sudah beberapa tahun silam sering terjadi pemadaman bergilir.
“Seharusnya PLN harus mengantisipasi pemadaman dengan menyiapkan pembangkit tambahan bila ada kerusakan,” ujar pemilik usaha yang membutuhkan daya listrik setiap harinya.
Pengusaha muda tersebut berharap PLN tidak membebani kepada pelanggan lagi bila terjadi kerusakan pada hardware atau jaringan PLN, sebab hal tersebut seharusnya sudah diantisipasi dengan persiapan yang matang. “Jangan sedikit-sedikit mati lampu, hujan sebenar mati lampu, angin kencang mati lampu. Pelanggan yang dirugikan,” ujarnya.