Selasa 18 Sep 2018 13:45 WIB

44,62 Hektare Lahan dan Hutan di Kuningan Terbakar

Masyarakat masih membakar lahan untuk membersihkan hutan.

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Kebakaran Hutan
Foto: Antara/FB Anggoro
Ilustrasi Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Selama musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan tercatat sudah 13 kali terjadi di Kabupaten Kuningan. Pembersihan lahan dengan pembakaran menjadi salah satu penyebab kebakaran tersebut.

"Dalam 13 kali kejadian itu, tercatat ada 44,62 hektare hutan dan lahan yang terbakar," ujar Kepala Pelaksana Badan PenaggulanganBencana Daerah  (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Selasa (18/9).

Agus menyebutkan, kebakaran itu terjadi mulai Juli hingga awal September 2018. Peristiwa tersebut tersebar di sepuluh desa dan satu kelurahan di sembilan kecamatan di Kabupaten Kuningan.

Adapun kecamatan itu di antaranya Kecamatan Garawangi, Ciniru, Jalaksana, Japara, Kuningan, Maleber, Karangkancana dan Cidahu. Selain milik masyarakat, lahan dan hutan yang terbakar juga berupa hutan Perhutani, lahan milik swasta maupun hutan kota.

Untuk penyebab kebakaran, terang Agus, hingga kini masih dilakukan penyelidikan untuk beberapa kasus.  Namun, sebagian besar penyebab kebakaran itu dikarenakan masih adanya masyarakat yang melakukan pembakaran untuk membersihkan lahan.

Untuk mengatasi hal itu, Agus mengaku sudah sering memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah di lahan. Pasalnya, di kusim kemarau dengan suhu udara tinggi dan angin kencang seperti sekarang, api dengan cepat merambat hingga menimbulkan kebakaran.

Sementara itu, untuk penanggulangan saat kebakaran terjadi, BPBD bekerja sama dengan instansi terkait lainnya. Selain itu, BPBD juga bekerja sama masyarakat sekitar.

"Termasuk dengan masyarakat pecinta api," kata Agus.

Sebelumnya, Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn,  menyebutkan, saat ini sedang berlangsung puncak musim kemarau di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan). Saat ini, suhu udara mencapai 37 derajat Celcius.

"Pada akhir September hingga awal Oktober 2018, suhu udara bahkan bisa naik lagi menjadi 38 C," kata Faiz.

Faiz mengungkapkan, dalam kondisi suhu udara panas seperti sekarang, masyarakat harus mewaspadai sejumlah hal. Di antaranya adalah ancaman kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement