REPUBLIKA.CO.ID, MAJENANG -- Wagiman (60 tahun) merupakan seorang TNI AD berpangkat Kapten yang mengabdikan dirinya kepada negara sejak 1980 sampai 2017 lalu. Di akhir masa jabatannya, Wagiman tercatat sebagai Danramil di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Founder Anak Petani Cerdas, Heni Sri Sundani, mengatakan selama mengabdi Wagiman pernah di tugaskan di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Bali hingga daerah konflik Timor Leste. Namun, kata dia, saat pensiun Wagiman justru memilih menjadi seorang petani.
"Yang membuatnya berbeda adalah keputusannya setelah pensiun. Alih-alih berdiam diri menikmati masa pensiunnya, ia memilih menjadi petani organik di kampung halamannya, Karangpaningal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat," ujar Heni kepada Republika.co.id, Selasa (18/9).
Wagiman bersama istrinya, Enan Kesmanasari (60) yang juga merupakan pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari RSUD Majenang, Jawa Tengah, saat ini sedang mengelola sawah seluas hampir satu hektare. Sawah itu ditanami padi jenis Mapan P-05 dan Sertani yang dibudidayakan secara organik.
"Selain menjadi petani, pasangan ini juga membantu warga sekitar yang membuthkan," ucap Heni.
Wagiman saat masih bertugas sebagai TNI.
Awalnya petani sekitar mencibir apa yang dilakukan Wagiman sebagai petani baru di kampung tersebut. Karena, wagiman memilih cara yang berbeda dari petani lainnya yang masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Namun, Wagiman dengan dibantu istrinya percaya bahwa tanaman padinya akan tumbuh dan berkembang lebih produktif tanpa pestisida.
"Jadi, dulu saat sawah ini ditanami secara konvensional hanya menghasilkan gabah dibawah enam kwintal. Sementara setelah saya tanami padi secara organik, panen pertama sudah bisa menghasilkan gabah diatas satu ton. Padahal, ini kan tanahnya baru peremajaan dengan membebaskannya dari pupuk kimia. Saya yakin, ke depannya, hasil panen akan terus meningkat," kata Wagiman.
Kini, selain menjadi petani dan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar, Wagiman dan istrinya juga beternak ayam kampung, bebek, kalkun hingga ikan gurame. Menurut Wagiman, Indonesia bisa swasembada pangan jika masyarakatnya mau menanam. Sementara, jika ingin lingkungan sekitar tetap lestari serta produktifitas pertanian meningkat, maka budidaya organik bisa menjadi pilihan.