Sabtu 15 Sep 2018 23:32 WIB

Mensos Ajak Perkuat Persaudaraan di Tahun Politik

Ia meminta semua pihak menggunakan media sosial dengan bijak

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Sosial - Agus Gumiwang.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Sosial - Agus Gumiwang.

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita mengajak semua pihak untuk  memperkuat persaudaraan dan menghormati setiap individu tanpa memandang status sosial baik agama, ras, budaya dan suku, memasuki tahun politik seperti sekarang. 

"Marilah kita teladani kepribadian agung Al-Maghfurlah KH. Sholeh Nahrawi dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Persaudaraan yang kuat, kearifan dalam menyikapi perbedaan, dan budaya toleransi harus terus dikuatkan,"  kata Mensos dihadapan ribuan umat yang menghadiri Haul Akbar Al-Marhum Wa Al-‘Arif Billah 

Nun Kalim KH. Sholeh Nahrawi di Pondok Pesantren Baitus Sholihin, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (15/9). 

Kehadiran Mensos disambut Pengasuh Pondok Pesantren Baitus Sholihin Genggong, KH. Mohammad Hasan Ainul Yaqin Mutawakkil ‘Alalloh, Gubernur Jawa Timur, Bupati Probolinggo, Pimpinan musyawarah pimpinan daerah (Muspida) Probolinggo dan ribuan Santri Pondok Pesantren Baitus Sholihin.

Menteri Agus mengatakan perbedaan pendapat atau pandangan dalam iklim demokrasi tidak semestinya membelah umat. Akan tetapi justru harus saling memperkuat dalam rangka membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera. 

Di tahun politik ini, kata dia, berbagai bentuk informasi yang mengandung kebencian, hasutan, propaganda, kabar palsu, dan fitnah untuk menjatuhkan lawan politik semakin marak. Ditambah lagi di era digital seperti sekarang, penyebaran kabar yang menyesatkan dilakukan sangat cepat dan masif melalui internet dan media sosial. 

"Padahal seaungguhnya melalui media sosial kita dapat menjadikannya media efektif untuk menyebarkan informasi yang mengedepankan sikap tasamuh (toleransi), tawassuth (tidak ekstrim), dan tawazun (keseimbangan). Maka gunakan media sosial dengan bijak," katanya.

Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk terus belajar, menambah pengetahuan, cek dan ricek informasi. Dengan pengetahuan yang luas, masyarakat tidak mudah terprovokasi kabar hoaks dan lebih hati-hati dalam menyebarkan informasi. 

"Poin utama yang ingin saya sampaikan adalah pentingnya pengetahuan dan kearifan dari setiap individu masyarakat dalam menerima, menyaring, dan menggunakan informasi yang diterima," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement