Sabtu 15 Sep 2018 20:15 WIB

Pengendalian Karhutla di Indonesia Undang Perhatian Norwegia

Pencapaian target pengendalian perubahan iklim menarik perhatian Norwegia.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Gita Amanda
Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin melakukan pemadaman kebakaran lahan saat simulasi pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di posko pemantau Pegayut, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin (30/7).
Foto: ANTARA FOTO
Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin melakukan pemadaman kebakaran lahan saat simulasi pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di posko pemantau Pegayut, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menekan angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama kurun waktu 2015-2017. Pencapaian target Indonesia dalam pengelolaan hutan khususnya pengendalian perubahan iklim menarik perhatian Parlemen Norwegia.

"Mereka ingin mendapatkan gambaran mengenai pencapaian target Indonesia dengan melihat langsung di tingkat tapak," ujar Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles B Panjaitan dalam siaran pers, Sabtu (15/9).

Berdasarkan pantauan Posko Pengendalian Karhutla KLHK, luas karhutla pada 2017 menurun 93,66 persen dibandingkan 2015. Pada 2015, luas total karhutla di Indonesia seluas 2.611.411 hektar, sedangkan tahun 2017 seluas 165.484 hektar. "Jika dibandingkan tahun 2016, luas karhutla 2017 juga menurun sebesar 62,25 persen," kata Raffles

Rencananya, 15 anggota Parlemen Norwegia dari Komisi Energi dan Lingkungan akan berkunjung ke Indonesia pada 21-27 September mendatang. Kunjungan tersebut difokuskan pada lokasi perhutanan sosial, pengendalian perubahan iklim, dan pengelolaan kelapa sawit.

Khusus untuk agenda pengendalian perubahan iklim, mereka akan mengunjungi Markas Daops Manggala Agni Pontianak, Kalimantan Barat. Markas ini pernah ditinjau langsung Presiden Joko Widodo pada awal 2015, menjadi representasi pengendalian karhutla khusus pada lahan gambut di Indonesia.

Dalam agenda kunjungan, Parlemen Norwegia berencana meninjau langsung sumber daya dan upaya-upaya pengendalian karhutla di wilayah Kalimantan Barat. Praktik pembukaan lahan tanpa bakar yang dilakukan masyarakat menjadi salah satu titik yang hendak ditinjau.

Raffles mengungkapkan, pengelolaan gambut menjadi fokus Parlemen Norwegia. Sebab, karhutla yang terjadi pada lahan gambut ini berdampak besar pada emisi yang dihasilkan. "Indonesia dinilai telah berhasil menurunkan emisi CO2 (karbon dioksida, re) yang dihasilkan dari kebakaran gambut," tuturnya.

Raffles juga mengatakan, pada tahun ini, tantangan Indonesia dalam pengendalian karhutla masih cukup besar. Musim kemarau yang lebih panjang dan lebih kering dari tahun sebelumnya menjadi tantangan yang harus dihadapi. Ia menyebut, upaya pengendalian karhutla dengan mengedepankan pencegahan secara intensif.

"Penyadartahuan kepada masyarakat terus ditingkatkan. Begitu pula sinergi antara para pihak di tingkat tapak terus diperkuat dengan dukungan partisipasi masyarakat," tutur Raffles.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement