REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) sedang memfokuskan kembali rencana reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat (Jabar). Jalur yang akan dihidupkan tersebut, ada empat jalur. Di antaranya jalur ini akan mencakup rute Banjar-Cijulang-Pangandaran-Parigi, Garut-Cikajang, Cikudapateuh Bandung-Banjaran-Ciwidey, dan Rancaekek-Tanjungsari.
Menurut Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil, reaktivasi jalur kereta ini akan menguntungkan bagi masyarakat karena ada kemudahan transportasi. Karena, daerah-daerah yang dilalui lajur kereta api bisa tumbuh perekonomiannya karena ada pergerakan orang dan barang, dengan aksesbilitas yang semakin mudah.
"Saya ingin juga dibangun stasiun-stasiun baru di titik- titik wisata, perumahan, ataupun di titik- titik keramaian, untuk memecah kepadatan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Rabu (12/9) petang.
Menurut Emil, ia ingin mengembalikan budaya naik kereta. Proyek reaktivasi ini pun, menurut Emil, diharapkan mampu selesai, dan dapat langsung terintegerasi dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Saya ingin Jawa Barat seperti Eropa, masyarakat kemana- mana bisa naik kereta karna nyaman dan terintegerasi," kata Emil.
Sementara menurut Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro, rencana reaktivasi membutuhkan dukungan dari Pemprov Jabar. Khususnya, dalam hal penertiban warga yang tinggal di sekitaran rel yang sudah bertahun- tahun tidak aktif itu. Adapun PT KAI akan fokus pada persiapan operasional.
“Dari empat ini, kami akan evaluasi mana yang paling mungkin dilakukan secepatnya. Dari empat itu jalur mana yang lebih akomodatif membantu masyarakat, baik untuk mengangkut orang maupun barang, seperti misalnya hasil bumi,” kata Edi.
Menurut Edi, saat ini ia sedang mengevaluasi dari keempat jalur tersebut, mana yang dapat segera direalisasikan. Keempat jalur ini akan sangat penting dalam transportasi orang maupun barang.
Sementara menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik, jalur Pangandaran kemungkinan paling mudah direaktivasi karena baru sedikit bangunan yang didirikan di atas kawasan relnya. Selain itu di Jalur Bandung-Ciwidey perlu ada sosial lebih banyak. Karena banyak permukiman di jalur ini.
"Gubernur akan mencarikan solusi apakah ada pemindahan ke rumah susun," katanya.
Dedi mengatakan, Jalur Bandung-Ciwidey, akan sangat bermanfaat untuk transportasi warga yang selama ini menggunakan jalur Kopo, Dayeuhkolot, atau Bojongsoang, yang kerap macet. Dengan kereta ini, warga selatan Bandung ini akan lebih cepat sampai pusat kota atau sebaliknya. Emil pun menginginkan tambahan stasiun di kawasan perumahan dan wisata.
"Diperkirakan peminat kereta Metro Bandung ini akan banyak, termasuk Rancaekek-Tanjungsari," katanya.