Rabu 12 Sep 2018 23:55 WIB

Ekspor Kopi dari Aceh Tembus 100 Persen Hingga Juli

Pasar internasional semakin meminati kopi yang ditanam di dataran tinggi Gayo.

Seorang petani menunjukkan biji kopi Arabika yang dipanen di Desa Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Kamis (19/10). Menjelang masa panen serentak, permintaan kopi gayo kualitas unggulan untuk pasar lokal dan nasional terus mengalami peningkatan dengan harga ditingkat penampung naik Rp 90ribu hingga Rp.180 ribu per kilogram.
Foto: Rahmad/Antara
Seorang petani menunjukkan biji kopi Arabika yang dipanen di Desa Jabal Antara, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Kamis (19/10). Menjelang masa panen serentak, permintaan kopi gayo kualitas unggulan untuk pasar lokal dan nasional terus mengalami peningkatan dengan harga ditingkat penampung naik Rp 90ribu hingga Rp.180 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Nilai ekspor kopi dari daerah dataran tinggi wilayah tengah di Aceh sudah menembus angka 100,02 persen hingga Juli 2018 dengan nilai 41,36 juta dolar AS dibanding periode yang sama di 2017.

"Untuk ekspor kopi secara kumulatif dari Januari sampai Juli, total senilai 41,36 juta dolar AS atau meningkat 100 persen lebih," kata Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Rabu (12/9).

Ia menyebut, ekspor kelompok kopi tergabung dengan komoditi teh, dan rempah-rempah asal Aceh yang diekspor melalui pelabuhan di luar provinsi berjuluk "Serambi Mekkah" ini sampai Juli tahun 2017 cuma senilai 20,68 juta dolar AS lebih.

Meningkatnya nilai ekspor komoditi ini, lanjut dia, karena pasar internasional semakin menyukai dan meminati kopi yang ditanam di dataran tinggi Gayo, khususnya jenis Arabika.

Hingga kini dari jenis kopi itu mayoritas diekspor masih dalam bentuk biji yang tidak dipanggang dan tidak dihilangkan kandungan kafeinnya, seperti di Juli 2018 senilai 8,85 juta dolar AS.

"Amerika Serikat, tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar dari beberapa negara. Mayoritas kopi asal Aceh ini diekspor melalui Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatra Utara," ucapnya.

Jika dibandingkan lewat pelabuhan di Aceh, ia menuturkan, maka ekspor kopi baru tercatat total senilai 4.076 dolar AS terdiri dari dua bulan terakhir di tahun ini.

"Di Juni ada senilai 252 dolar AS, dan Juli tercatat 3.842 dolar AS. Sedangkan periode yang sama 2017, belum ada ekspor kopi melalui pelabuhan di Aceh," ungkap Wahyudin.

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah pernah menyatakan, kopi jenis Arabica Gayo telah diekspor ke-17 negara dengan importir terbesar Amerika Serikat.

"Hingga kini, ekspor terbesar kopi kita masih ke Amerika. Secara bertahap, mulai ekspor ke negara-negara di Eropa dan Asia Pasifik," terang Kepala Bagian Humas Setdakab Aceh Tengah, Mustafa Kamal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement