Rabu 12 Sep 2018 14:58 WIB

Dari 90 Titik Sampel Air Jakarta, 60 Persen Tercemar Berat

Khusus untuk yang tercemar berat itu ada peningkatan di 2016 ke 2017.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Gita Amanda
Anak-anak bermain di dekat  Sungai Ciliwung yang tercemar oleh sampah di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta, Jumat (7/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain di dekat Sungai Ciliwung yang tercemar oleh sampah di kawasan Kebon Baru, Tebet, Jakarta, Jumat (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyatakan ada peningkatan kualitas air sungai yang diteliti dari sejak 2014 hingga 2017. Wakil Kepala DLH DKI Jakarta Ali Maulana Hakim mengatakan, ada 60 persen titik sampel kualitas air sungai di DKI yang memiliki status kualitas tercemar berat.

“Dari (tahun) 2014 sampai 2017 memang ada,  khusus untuk yang tercemar berat itu ada peningkatan di 2016 ke 2017. Prosentasenya sudah sampai 60 persen, tercemar beratnya,” ungkap Ali kepada Republika, Rabu (12/9).

Dia menjelaskan, setiap tahun, pihaknya melakukan pengujian kualitas air sungai di sebanyak 20 sungai, termasuk anak sungai dan percabangannya, di DKI Jakarta. Dari seluruh wilayah itu, ada sebanyak 90 titik sampel yang tersebar untuk dilakukan pengujian.

Dari data yang dihimpun Republika.co.id, tercatat pada 2014, prosentase wilayah yang memiliki status tercemar berat adalah sebanyak 32 persen. Angka prosentase itu meningkat menjadi 43 persen pada 2015.

Sementara, pada 2016, angka prosentase itu tercatat kembali mengalami peningkatan menjadi 60 persen. Dan pada 2017, prosentase itu meningkat menjadi 61 persen.

Menurut Ali, pihaknya menemukan fakta adanya perubahan kualitas air dari aliran air yang masuk ke dalam wilayah Jakarta melalui 13 sungai ini. Dia mencontohkan, aliran air Sungai Ciliwung yang  masuk dari daerah Kota Depok.

“Itu ternyata sudah tercemar ringan. Jadi dari masuknya saja sudah tercemar ringan. Jadi beberapa lokasi masuknya aliran sungai ini, atau inlet-nya itu memang sudah tercemar ringan,” ungkap dia.

Dia pun menjelaskan, pihaknya telah melakukan upaya untuk penanganan sungai-sungai yang mengalami status tercemar berat. Upaya itu antara lain dengan melakukan pembersihan sampah yang ada di sepanjang wilayah sungai di DKI Jakarta.

Namun, dia menyadari, permasalahan pencemaran air sungai bukan dikarenakan permasalahan sampah semata. Melainkan, permasalahan utamanya adalah mengenai kandungan dalam air yang berdampak pada kualitas air.

“Tetapi kita bicara limbah dan kualitas air. Yang saya bilang tercemar berat itu kualitas airnya. Kalau secara kasat mata memang bersih. Tetapi kandungannya, ada beberpa parameter itu, terutama misalnya bakteri e.coli, sering ditemukan berjumlah tinggi,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement