Rabu 12 Sep 2018 08:54 WIB

Pesan Damai Tahun Baru Hijriyah di Tahun Politik

Seruan berkah dan damai di Tahun Baru Islam juga disampaikan Jokowi dan Prabowo.

Warga melakukan pawai obor menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (10/9) malam
Foto: Republika/Edi Yusuf
Warga melakukan pawai obor menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah di kawasan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (10/9) malam

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Mimi Kartika

Tahun Baru Hijriyah dapat menjadi momentum bangsa Indonesia menuju bangsa yang lebih baik lagi. Presiden Joko Widodo melalui cicitan di Twitter-nya berpesan, Tahun Baru Islam kali ini harus bisa dipetik nilainya, yaitu setiap warga Indonesia harus bisa beralih menjadi pribadi-pribadi yang siap bekerja keras.

Maka, apa pun tantangan ke depan bisa dihadapi dan setiap masyarakat mampu berkontribusi dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. “Dengan kerja keras dan berharap ridha-Nya, kita berhijrah menuju Indonesia yang maju,” kata Jokowi, dikutip Antara, Selasa (11/9).

Rekan saing Jokowi dalam pemilihan presiden 2019 nanti, Prabowo Subianto, juga menuliskan harapan untuk bangsa Indonesia dalam memasuki tahun baru Islam, 1 Muharam 1440 Hijriyah. Prabowo berharap tahun baru Hijriyah dapat memberikan berkah dan Allah SWT memberikan rahmat serta berkahnya demi kebaikan bangsa dan negara.

“Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharam 1440 H. Semoga di tahun baru ini, Allah SWT terus menurunkan rahmat dan barokahnya kepada bangsa kita, menjadi bangsa yang besar dan kuat. Menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghaffur. Amin,” tulis Prabowo.

Keduanya akan berkompetisi dalam pilpres 2019 untuk berlomba memberikan yang terbaik kepada bangsa Indonesia. Tahun baru Islam 1440 Hijriyah merupakan babak baru bagi umat Islam di Indonesia karena masyarakat akan dihadapkan pada agenda pemilihan umum legislatif dan pilpres yang bertepatan dengan tahun 2019 Masehi.

Perbedaan pilihan politik jangan sampai membuat umat Islam yang sejatinya ibarat satu tubuh menjadi tercerai-berai. Perbedaan sikap politik seharusnya menjadi khasanah demokrasi dalam dunia Islam, khususnya Indonesia.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menuturkan, Tahun Baru Islam harus menjadi momentum berhijrah ke tempat yang lebih mulia. Tahun Baru Islam yang diwarnai kontestasi politik harus dimaknai dengan damai dan meriah, bukan justru saling bermusuhan.

“Selamat memulai Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah. Semoga kuatkan semangat hijrah ke segala yang lebih baik dan tinggalkan semua yang jadikan lebih burukm, apalagi di tahun politik seperti sekarang ini,” katanya.

Pesan agar Indonesia menjadi lebih baik juga diungkapkan sejumlah ustaz dan ulama. Mereka optimistis Indonesia akan dipimpin oleh orang yang amanah siapa pun pemimpinnya kelak. Ustaz Arifin Ilham di Masjid Agung Cimahi menyampaikan harapannya dalam agar pemimpin yang amanah dapat terpilih dalam pilpres 2019 mendatang.

"Insya Allah akan terpilih pemimpin amanah," ujarnya, Senin (10/9).

Ia mengimbau kepada masyarakat jangan saling menghina dan menjatuhkan meski berbeda-beda pilihan. "Kalau berbeda pilihan, jangan saling menghina, jangan saling menghujat, jangan saling membenci," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement