Rabu 12 Sep 2018 08:42 WIB

Waspadai Persoalan Ekonomi, Sandi Temui SBY

Sandi menilai SBY punya pengalaman menghadapi turbulensi ekonomi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Muhammad Hafil
Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno memotong rambut di pangkas rambut Ko Tang, Glodok, Jakarta, Selasa (11/9).
Foto: Antara/Bimasurya Eka Putra
Bakal calon Wakil Presiden Sandiaga Uno memotong rambut di pangkas rambut Ko Tang, Glodok, Jakarta, Selasa (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden Prabowo Subianto dan calon Wakil Presiden Sandiaga Solahudin Uno dikabarkan akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Rabu (12/9) malam nanti. Salah agenda pertemuannya adalah membahas masalah perekonomian bangsa saat ini. Kabar ini disampaikan langsung Sandi saat bertemu dengan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku dirinya akan meminta masukan SBY mengenai turbulensi ekonomi. Sebab bagi dirinya, SBY memiliki pengalaman menghadapi turbulensi ekonomi dan berhasil melewatinya. Turbulensi yang dihadapi presiden ke-6 pada tahun 2008-2009. Saat itu, kata Sandi, turbulensi eksternal lebih dahsyat dari yang sekarang terjadi, global finansial crisis. Bahkan kala itu, dia harus menutup bursanya selama beberapa hari tapi Indonesia sangat cepat mengatasi krisis tersebut.

"Ketika itu global financial crisis mengakibatkan seluruh dunia mengalami turbulensi dan krisis multi dimensi tapi Indonesia mendapatkan pujian. Itu karena ekonomi Indonesia tidak terlalu terdampak secara signifikan. Bahkan lapangan kerja dan harga bahan pokok tetap bisa dijaga serta stabil," puji Sandi.

Oleh karena itu, Sandi juga akan meminta masukan dari SBY bagaimana langkah-langkah menghadapi masalah ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini. Meski demikian dirinya enggan global financial crisis terjadi lagi saat ini. Hanya saja dia tetap meminta masukan dari SBY. "Ini sebagai langkah-langkah antisipatif sebagai bangsa bisa memikirkan jauh lebih strategis daripada isu-isu yang berkembang saat ini," urainya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement