Selasa 11 Sep 2018 18:04 WIB

BMKG Beri Peringatan Dini Gelombang Tinggi di DIY

Wilayah DIY berada di penghujung musim kemarau.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Perahu tertahan gelombang tinggi.
Foto: Antara.
Perahu tertahan gelombang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan Indonesia. Termasuk, untuk laut-laut yang ada di sekitaran DIY.

DIY sendiri memang berada di penghujung musim kemarau, bersiap memasuki masa pancaroba dan akan menghadapi musim hujan beberapa pekan ke depan. Namun, peringatan dini gelombang tinggi ternyata sudah dikeluarkan.

Untuk itu, masyarakat yang biasa beraktivitas di sekitaran laut, termasuk pantai, diminta memperhatikan imbauan-imbauan yang ada. Hal itu demi menghindari perubahan cuaca yang tidak bisa diprediksi.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Yogyakarta, I Nyoman Sukanta mengingatkan, untuk masyarakat nelayan, sebelum melaut agar memperhatikan kondisi cuaca dan gelombang laut, serta tetap waspada.

Ia menekankan, jika cuaca dan gelombang tidak memungkinkan untuk melaut, agar jangan memaksakan diri. Nyoman berharap, masyarakat nelayan dapat tetap waspada dengan potensi gelombang tinggi.

"Untuk masyarakat yang sudah piknik ke pantai agar tetap memperhatikan rambu-rambu dan peringatan dari petugas penjaga pantai, dan tetap waspada dengan potensi gelombang tinggi," kata Nyoman kepada Republika.co.id, Selasa (11/9).

Secara umum, BMKG Pusat menerangkan kalau pola angin timuran mencapai 37 kilometer per jam di Perairan Enggano hingga barat Lampung. Kecepatannya mencapai 45 kilomete per jam di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat.

Hal itu mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di wilayah-wilayah tersebut. BMKG memprakirakan, gelombang tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan Mentawai, Bengkulu, Lampung, Selat Sunda, Talaud, dan Lombok.

Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, dan Samudera Hindia selatan Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur masuk dalam potensi terjadinya gelombang 2,5-4 meter yang masuk kategori berbahaya tersebut.

Sedangkan, gelombang tinggi 1,25-2,50 meter berpeluang terjadi di perairan Malaka, Sabang, Aceh, Nias, Flores, Kupang, Natuna, Kalimantan, Kotabaru, Makassar, Kendari, Sulawesi, Bitung, Maluku, Halmahera, Banda, dan Papua.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk memperhatikan risiko tinggi atas keselamatan pelayaran. Perahu nelayan agar memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter

Kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, serta kapal ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.

Perlu diperhatikan pula kapal ukuran besar seperti kargo dan pesiar, dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter. Harapannya, masyarakat dapat mematuhi imbauan-imbauan tersebut.

"Masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di pesisir bara Sumatra, selatan Jawa, Bali, NTB, NTT, serta daerah lain, khususnya yang tercantum dalam daftar peringatan dini, harap mempertimbangkan kondisi tersebut," tulis BMKG.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement