Senin 10 Sep 2018 13:21 WIB

Pengamat: Demokrat Seolah Ragu dengan Prabowo-Sandiaga

Dispensasi Demokrat untuk kadernya memperlihatkan sikap bermain dua kaki.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ratna Puspita
Direktur Public Opinion & Policy Research atau Populi Center Usep S. Ahyar
Foto: Gumanti Awaliyah
Direktur Public Opinion & Policy Research atau Populi Center Usep S. Ahyar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Lembaga survei Public Opinion & Policy Research (Populi) Center Usep Saiful Ahyar menilai, sikap Partai Demokrat yang memberi dispensasi kepada kader daerah mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin mencerminkan sikap keraguan terhadap Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebab, sikap tersebut memperlihatkan Demokrat bermain dua kaki.

“Menurut saya, ini bentuk keraguan atau setengah hati Demokrat bergabung di koalisi Prabowo-Sandi,” kata Usep kepada Republika.co.id, Senin (10/9).

Usep mengamati sejak awal bergabung dengan kubu Prabowo-Sandi, ada beberapa masalah terkait Demokrat seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak dipilih sebagai calon wakil presiden. Kemudian, tuduhan mahar Wasekjen Andi Arief kepada Prabowo dan menyebutnya sebagai jenderal kardus.

Ia menerangankan hal lain yang memunculkan keraguan terkait dengan berbagai survei yang dirilis oleh lembaga-lembaga survei. Hasil survei itu menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf masih jauh di atas Prabowo-Sandi.

Survei juga menunjukkan coat tail effect atau efek ekor jas pun tak akan banyak berpengaruh bagi Partai Demokrat. Efek ekor jas adalah mengalirnya dukungan kepada partai dari para pendukung calon-calon pemimpin yang diusung oleh partai yang bersangkutan. Di kubu Prabowo-Sandiaga, para pendukung pasangan tersebut akan memilih Gerindra.

Menurutnya, kondisi itu membuat posisi Partai Demokrat cukup dilema. Partai Demokrat menginginkan ada power sharing sesama anggota koalisi.

Demokrat berkepentingan untuk menyelamatkan kader-kader partai di pemilihan legislatif (Pileg) 2019. “Jadi, memprioritaskan kader di Pileg yang sudah di depan mata atau Pilpres yang masih belum jelas potensi kemenangan Prabowo,” tutur dia.

Ia pun menilai, wajar Demokrat memberikan dispensasi kepada kader daerah yang ingin mendukung Jokowi-Ma’ruf pun sebagai bagian dari langkah agar kader tidak lari. “Saya melihat hasil survei Populi Center itu kader-kader pun tidak utuh mengusung Prabowo-Sandi. Ada juga ke Jokowi-Ma’ruf. Jadi fifty-fifty,” jelasnya.

Usep mengungkapkan, sikap parpol semacam ini yang menunjukkan dua kaki juga merupakan hal yang biasa. Terlebih, Partai Demokrat bukan merupakan pengusung utama pasangan Prabowo-Sandiaga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement