REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG - Kepala Desa Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Solihin Rizal mengkhawatirkan pasar ikan modern di Jalan Gading Tutuka, Soreang berdampak terhadap lingkungannya. Sebab, limbah dari pasar ikan dikhawatirkan mengotori wilayah Desa Gandasari yang dilintasi aliran air dari kawasan Jalan Gading Tutuka.
"Sekarang saja kalau hujan besar, satu RW di Desa Gandasari bisa terendam banjir dengan ketinggian 50 cm. Di wilayah Gading tutuka saluran airnya diperbesar sedangkan di wilayah kami kecil," ujarnya, Jumat (7/9).
Menurutnya, saat ini pembangunan pasar ikan modern tengah berjalan dan belum terasa dampaknya ke warga. Namun, jika sudah beroperasi diperkirakan semua limbah dari pasar masuk ke saluran air di pemukiman desa.
Ia menuturkan, saluran air di wilayah Gading Tutuka Desa Cincin Kecamatan Soreang itu, relatif lebih tinggi dibandingkan beberapa RW di Desa Gandasari. Menurutnya, saluran air dari Gading Tutuka masuk dan melintasi pemukiman warga RW 13, RW 4,12 dan dua RW di Gandasoli.
Dirinya mengatakan jika limbah dari pasar ikan masuk ke saluran air maka otomatis melintasi ke pemukiman warga dan akan menimbulkan permasalahan baru. Dirinya berharap pembangunan dan beroperasinya pasar nanti tidak berdampak negatif kepada warga.
"Banyak warga mengadu ke saya, mereka khawatir nanti limbah dari pasar ikan itu mengganggu pemukiman mereka," katanya.
Solihin mengatakan sampai hari ini ia belum pernah mendapat undangan sosialisasi dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Menurutnya, jika pembangunan pasar menimbulkan masalah maka ia akan mendatangi lokasi proyek pembangunan dan meminta pertanggungjawaban.
Kabupaten Bandung akan memiliki pasar ikan modern yang berada di jalan Gading Tutuka, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Saat ini, proses pembangunan pasar masih dalam tahap awal. Keberadaannya diharapkan bisa meningkatkan konsumsi ikan di wilayah Bandung Raya.
Dirjen Penguatan Daya Saing Prodak Kelautan dan Perikanan, Rifky Effendi Hardijanto mengatakan beberapa program yang dibangun salah satunya untuk mendorong pertumbuhan konsumsi ikan di pulan Jawa. Dengan membangun titik kontak antara konsumen dengan produsen atau pasar.
"Tingkat konsumsi ikan paling rendah berada di pulau Jawa. Kementerian Kelautan dan Perikanan memperhatikan kondisi tersebut," ujarnya saat menghadiri acara Ground Breaking PIM di Kabupaten Bandung.