Jumat 07 Sep 2018 11:50 WIB

4.053 Desa Terdampak Kekeringan di Indonesia

Musim kemarau diperkirakan berlangsung hingga September 2018.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Friska Yolanda
Warga Desa Sinar Jati Kec. Cibarusah Kab. Bekasi dilanda kekeringan dan mengambil air di kali Cipamingkis, Senin (6/8).
Foto: Republika/Ijal Rosikhul Hilmi
Warga Desa Sinar Jati Kec. Cibarusah Kab. Bekasi dilanda kekeringan dan mengambil air di kali Cipamingkis, Senin (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho bencana kekeringan melanda di beberapa tempat di wilayah Indonesia, khususnya di Jawa dan Nusa Tenggara selama musim kemarau 2018 ini.  Setidaknya 4.053 desa dari 888 kecamatan di 111 kabupaten/kota seluruh Indonesia dilanda kekeriangan.

"Meskipun musim kemarau 2018 berlangsung normal, bencana kekeringan terjadi di 11 provinsi," kata Sutopo melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (7/9).

Beberapa daerah yang mengalami kekeringan cukup luas adalah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Lampung. Pendataan kekeringan di wilayah Bali masih dilakukan, tetapi laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyatakan kekeringan tidak berdampak luas di provinsi tersebut.

"Kemarau menyebabkan pasokan air berkurang, debit sungai menurun, tinggi muka air di danau dan waduk menyusut dan sumur kering," jelas Sutopo.

Di Jawa Barat, kekeringan terjadi di 22 kabupaten/kota yang meliputi 165 kecamatan dan 761 desa. Di Jawa Tengah, kekeringan terjadi di 28 kabupaten/kota meliputi 208 kecamatan dan 1.416 desa. Sedangkan di Nusa Tenggara Barat, kekeringan terjadi di sembilan kabupaten/kota yang meliputi 74 kecamatan dan 346 desa. 

"Musim kemarau diperkirakan berlangsung hingga September 2018 dengan puncaknya selama Agustus-September. Yang mengalami kekeringan saat ini adalah daerah-daerah yang hampir setiap tahun mengalami kekeringan," kata Sutopo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement