REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi mengantisipasi potensi terjadinya pohon tumbang akibat cuaca ekstrem. Dalam kondisi cuaca ekstrem, sering ditandai dengan angin kencang dan menyebabkan pohon tumbang. "Pada kondisi cuaca ekstrem petugas siaga 24 jam mengantisipasi pohon tumbang," ujar Kepala Bidang Penataan Taman dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Sukabumi Sony Hermanto kepada wartawan Jumat (7/9). Di mana petugas yang dikerahkan adalah siap jaga laksanakan 24 jam (Sigalak tajam)i.
Sony mengatakan mereka dibagi ke dalam dua tim yang berjaga setiap 12 jam sekali. Selain personel, DLH Sukabumi juga menyiagakan mobil dan peralatan lengkap untuk mengantisipasi kejadian pohon tumbang.
Ketika ada laporan pohon tumbang maka bisa langsung ditangani. Upaya penanganan juga dipermudah dengan adanya identifikasi pendataan aplikasi kartu tanda pohon berbasis android Kota Sukabumi (KTP Bandros). Program ini digulirkan untuk mengubah cara pendataan atau identifikasi pohon dari manual ke digital. Terobosan ini berawal dari banyaknya kejadian bencana akibat pohon tumbang yang sebelumnya tidak terdata.
Sebelumnya, masyarakat Kota Sukabumi diminta mewaspadai terjadinya cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari ke depan. Hal ini ditandai dengan turunnya hujan yang disertai angin kencang pada saat peralihan cuaca dari kemarau ke musim hujan.
"Saat ini yang perlu diwaspadai adalah cuaca ekstrem berupa angin kencang," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami. Fenomena tersebut biasanya terjadi pada momen pergantian musim dari kemarau ke hujan atau sebaliknya.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terang Zulkarnain menyebutkan pada Septembet 2018 ini sebagian wilayah di Jawa Barat akan turun hujan meskipun pada musim kemarau. Di mana wilayah Kota Sukabumi masuk dalam kategori sifat hujan normal hampir sama dengan mayoritas daerah lainnya di Jabar.