REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Musim kemarau mengakibatkan 2.056 hektare tanaman padi di wilayah Jawa Barat mengalami puso. Ribuan hekatera sawah yang puso tersebut tersebar di 12 kabupaten kota. Dari 12 wilayah tersebut, kondisi paling parah terjadi di Kabupaten Indramayu.
Di wilayah ini jumlah areal sawah yang mengalami puso mencapai 1.414 hektare, disusul Kabupaten Garut seluas 332 hektare. Selain mengalamu puso, akibat musim kemarau lahan tanaman padi seluas 1.551 hekatere mengalami kerusakan berat, 2.690 rusak sedang dan 4.463 hekatere rusak ringan.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar, Hendy Jatnika, mengatakan jumlah lahan sawah yang mengalami kekeringan hingga akhir Agustus sekitar 2,52 persen dari total luas pertanaman yang mencapai 426.760 hektare. Ia mengatakan, kekeringan lahan sawah mulai dari sedang hingga puso terjadi di 23 kabupaten/kota di Jabar. Sedangkan yang mengalami puso terjadi di 12 kabupaten/kota. Antara lain terjadi di Indramayu, Garut, Cirebon, Bogor, Sukabumi, Pangandaran dan beberapa daerah lainnya.
‘’Jumlah lahan yang mengalami kekeringan tersebut berkurang dibanding beberapa pekan sebelumnya karena ada yang sudah terselamatkan dan bisa dipanen,’’ ujar dia.
Hendy mengatakan, areal lahan yang puso di wilayah Indramayu terbanyak berada di Kecamatan Kandanghaur seluas 876, kemudian Kecamatan Losareang 478, dan Kecamatan Kroya 60 hektare. Ia mengungkapkan, berbagai upaya dilakukan agar tanaman padi yang mengalami kekeringan tersebut bisa diselamatkan atau dipanen. Langkah yang dilakukan, kata dia, yaitu melalui program pompanisasi, perbaikan jaringan irigasi, gilir girang distribusi air, pembuatan sumur pantek, hingga pembuatan embung air.
‘’Program tersebut terus dilakukan agar tanaman padi bisa diselamatkan,’’ ujar dia.