REPUBLIKA.CO.ID, Sebutan emak-emak belakangan menjadi populer. Istilah tak baku yang ditujukan untuk kaum perempuan itu sekarang diangkat sebagai salah satu isu politik. Terutama, soal kecenderungan pemilih perempuan pada Pilpres 2019 mendatang.
Istilah itu mencuat setelah salah satu bakal calon wakil presiden, Sandiaga Uno, pada saat pendaftaran capres-cawapres ke KPU, Jumat (10/8) lalu, menyebutkan, di Indonesia sudah begitu banyak partai. Namun, belum ada partai yang memikirkan nasib para ibu.
Oleh karenanya, ia mengklaim akan membuat harga pangan stabil. "Dari semua partai, yang belum ada partai emak-emak, kami ingin berjuang untuk partai emak-emak, kami ingin harga-harga terjangkau, harga pangan stabil, dan kami ingin percepatan pembangunan dengan yang bersih," kata Sandi waktu itu.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menjelaskan, Prabowo-Sandi memberikan perhatian kepada emak-emak karena merekalah orang yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan rumah tangga. Emak-emak sebagai pengurus rumah tangga mengeluhkan mahalnya berbagai komoditas kebutuhan pokok.
Baca juga: Erick Ketua Timses, Ma'ruf: Kalau Gak Salah Sudah Ditetapkan
Baca juga: Ma'ruf Minta Dukungan ke Muhammadiyah, Ini Jawaban Haedar
Menurut Ferry, Sandiaga dengan latar belakangnya sebagai pengusaha akan lebih bisa menghadirkan solusi pada masyarakat Indonesia. Sandiaga dengan narasi ekonomi mikronya akan melengkapi narasi ekonomi makro Prabowo Subianto.
"Narasi yang kita sampaikan adalah tentang ekonomi Pancasila, kemudian soal ketidakadilan dan sebagainya, harga-harga kebutuhan pokok tinggi, pengangguran di mana-mana, tidak adanya lapangan pekerjaan," ujar dia.
Ucapan Sandi itu kemudian ditindaklanjuti secara serius oleh parpol pengusungnya dan tim kampanyenya. Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, untuk menguatkan fungsi dan peran juru bicara (jubir) pemenangan Prabowo- Sandiaga, koalisi berencana akan membentuk tim jubir emak-emak yang akan berkeliling untuk menyuarakan apa yang menjadi aspirasi emak-emak.
"Betul-betul yang menjadi fokus dan perhatian dari masyarakat sehari-hari. Inilah yang akan kita kuatkan dan mudah-mudahan dalam waktu dekat ini, tim jubir emak-emak bisa kita tampilkan secara dekat," kata Eddy.
Selain jubir emak-emak, partai koalisi juga akan mengumumkan tim jubir Prabowo - Sandiaga secara keseluruhan. Namun koalisi baru akan mengumumkan bersamaan dengan tim pemenangan.
"Mudah-mudahan bisa disampaikan kepada publik, kira-kira mendekati masa-masa secara resmi mendaftar di KPU (Komisi Pemilihan Umum)," jelasnya.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Djoko Santoso juga menyebut akan ada sejumlah satuan tugas (satgas) di dalam struktur tim pemenangan bakal pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno. Selain Satgas Agama, Djoko mengatakan akan ada juga Satgas khusus emak-emak.
"Karena wanita (emak-emak) itu tiang negara," kata Djoko di perayaan Milad ke-20 tahun PAN di Kantor DPP PAN, Senopati, Jakarta, Kamis (23/8).
Baca juga: Mengapa GP Ansor Curigai Ustaz Somad 'Ditunggangi' HTI?
Baca juga: Indonesia Kembali Dipaksa Tunduk oleh Amerika Serikat
Djoko enggan menyebut terkait siapa sosok yang akan mengkoordinasikan satgas tersebut. Namun menurut dia orang yang akan mengkoordinasikan satgas emak-emak nantinya berasal dari kalangan muda."Ya, yang muda-muda lah," ujarnya.
Dukungan emak-emak terhadap Prabowo-Sandi kemudian memang terlihat ke publik. Di antaranya adalah foto sejumlah emak-emak yang berpose bersama Sandi. Kemudian, ada sosok Neno Warisman, yang disimbolkan sebagai emak-emak pejuang gerkaan #2019GantiPresiden.
Seolah tak mau kalah soal citra keberpihakan emak-emak kepada Prabowo-Sandi, kubu Jokowi-KH Ma’ruf Amin pun seperti tak mau melewatkan begitu saja potensi emak-emak. Pada Kamis (23/8), Ketua DPP PKB Ida Fauziah mendeklarasikan gerakan Suara Perempuan untuk Jokowi - Ma’aruf Amin (Super Jokowi). Namun, Ida membantah gerakan Super Jokowi tidak untuk menandingi gerakan emak-emak yang diinisiasi oleh pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Ia menjelaskan, perempuan yang tergabung di Super Jokowi tidak hanya terdiri dari emak-emak namun juga ibu-ibu muda dan perempuan milenial. Ida mengklaim, gerakan yang bangun telah berdasarkan keinginan dari para kaum perempuan.
“Saya tidak tahu ini tandingan atau tidak karena ini didasari oleh perempuan-perempuan sendiri. Di sini ada emak-emak, mama-mama muda, di sini ada perempuan-perempuan milenial itu tidak membatasi emak-emak atau bukan. Emak-emak itu berkonatasi mungkin perempuan yang sudah lanjut usia, tapi perempuan-perempuan muda juga bergabung di Super Jokowi ini,” kata Ida usai deklarasi di Gedung Nyi Ageng Serang, Kamis (23/8).
Hasil survei
Meski gerakan emak-emak diinisiasi oleh kubu Prabowo-Sandi, namun hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukan pasangan Jokowi-Ma’ruf mengungguli pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, di segmen pemilih perempuan atau emak-emak. Survei menunjukan, pidato Sandiaga Uno yang akan berjuang untuk 'emak-emak' belum berpengaruh secara signifikan.
"Di kantong pemilih emak-emak atau perempuan, Jokowi-Ma'ruf meraih 50,2 persen sedangkan Prabowo Sandiaga 30,0 persen, atau selisih dua digit," kata peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby dalam pemaparan hasil survei di Jakarta, Selasa (21/8).
Survei LSI Denny JA dilakukan pada tanggal 12-19 Agustus 2018 melalui face to face interview menggunakan kuesioner. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dan margin of error sebesar plus minus 2,9 persen. Survei dilaksanakan di 33 propinsi di Indonesia.
Namun, hasil ini masih merupakan survei. Hasil nyatanya akan terlihat pascapemungutan suara Pilpres 2019 mendatang. Sehingga, kedua kubu capres-cawapres masih bisa terus berupaya menggaet kalangan emak-emak untuk mendulang suara.
Baca juga: Fadli Zon Tanggapi Yusuf Mansur yang Masuk ke Kubu Jokowi
Baca juga: Prabowo akan Berziarah ke Makam Pendiri NU