Rabu 05 Sep 2018 17:29 WIB

Sekjen PKB Yakin Muhammadiyah Dukung Jokowi

Kiai Ma’ruf juga dijadwalkan mengunjungi PP Muhammadiyah sore ini.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Sekjen PKB Abdul Kadir Karding di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekjen PKB Abdul Kadir Karding di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding optimistis Muhammadiyah bakal menyatakan dukungan terhadap bakal calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dia menyebutkan sejumlah alasan Muhammadiyah bakal berada di kubu Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

Pertama, dia mengatakan, Muhammadiyah memiliki representasi di Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Kedua, Karding menututkan, selama ini Jokowi juga kerap mengakomodasi kepentingan Muhammadiyah. 

Alasannya lainnya, dia melanjutkan, Jokowi dan Kiai Ma'ruf juga kerap berkomunikasi dengan tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin. Apalagi, Kiai Ma’ruf dan Din sama-sama aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Soal berapa dukungannya tentu kita lihat surveinya, tetapi peluangnya itu saya kira besar," kata Abdul Kadir Karding di Jakarta Pusat, Rabu (5/9).

Kiai Ma’ruf juga dijadwalkan mengunjungi PP Muhammadiyah sore ini. Karding mengatakan, Kiai Ma'ruf datang untuk bersilaturahim dengan organisasi tersebut. 

Dia mengatakan, Kiai Ma'ruf merupakan tokoh sehingga wajar dia berkeliling dan bersilaturahim. Selain itu, ia menambahkan, silaturahim tersebut untuk mendapatkan doa dan restu bagi Kiai Ma'ruf untuk maju sebagai calon wakil presiden. 

Dia melanjutkan, pertemuan juga sekaligus mendiskusikan hal-hal apa yang dibutuhkan bangsa ke depan. Karding mengatakan, sebagai ormas Islam terbesar kedua setelah Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah tentu memiliki banyak pemikiran, gagasan, dan aspirasi. 

Ia menambahkan hasil diskusi tersebut dapat menjadi masukan bagi Jokowi-Ma’ruf ketika terpilih pada Pilpres 2019. Ia menambahkan, bukan hanya Muhamamdiyah, tetapi juga dari ormas lainnya, termasuk non-Muslim.

Karding mengaku tidak khawatir dituding menggunakan ormas Islam untuk berpolitik. Dia mengatakan, akan menjadi hal berbahaya jika seseorang yang sudah memasuki dunia politik dilarang bertemu, tidak boleh diskusi dengan lembaga lain.

"Justru di politik itu komunikasi harus dibangun, silaturahim harus dibangun siapa tahu begini, orang belum tentu mengenal gagasan Kiai Ma'ruf, begitu pula mungkin Kiai Ma'ruf tidak semua memahami aspirasi gagasan dan pikiran temen-temen Muhammadiyah kalau ketemu kan jadi lebih menarik kalau bisa bisa diperjuangkan oleh Kiai Maruf," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement