REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, dari total 19.796 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Aceh selama periode Januari-Juli 2018, mayoritas didominasi turis Malaysia berjumlah 15.843 orang. "Aceh masih menjadi magnet. Ada 2.664 wisman Malaysia dari total 3.305 orang selama Juli 2018," ucap Kepala BPS Aceh, Wayudin di Banda Aceh, Rabu (5/9).
Jika dikumulatifkan, lanjutnya, maka tercatat selama Januari hingga Juli 2018, terdapat 19.796 wisman masuk dengan melewati pintu di Aceh. Ada 16.229 orang atau sekitar 82 persen total wisman dari negara di kawasan ASEAN.
Baru diikuti sejumlah negara di Benua Eropa sebanyak 1.636 orang, lalu Asia tanpa ASEAN 901 orang yang termasuk negara Cina menyumbang 493 wisatawan, Amerika 581 orang, Oseania 377 orang, dan Afrika cuma 33 orang.
Sedangkan negara-negara di Timur Tengah tercatat cuma 39 orang. "Kalau persentase turis Malaysia dibanding negara di ASEAN, maka sekitar 97,65 persen atau 15.843 orang dengan asal dari negara jiran tersebut," terang Wahyudin.
Pengelola Masjid Rahmatullah, Nasrul mengakui, turis dari negara jiran itu tidak cuma menunaikan shalat. Mereka juga senang menyaksikan foto-foto yang terpampang di luar masjid.
Masjid Rahmatullah menjadi saksi bisu tragedi gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 silam. Lokasi masjid ini di dekat Pantai Lampuuk di Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
"Kebanyakan yang datang kemari, turis dari Malaysia. Tapi ada juga satu atau dua orang dari negara lain, seperti Jepang. Foto masjid yang selamat dari goncangan gempa dan terjangan tsunami, mereka ingin tahu kondisi fisiknya sekarang," katanya.