Selasa 04 Sep 2018 14:26 WIB

Cholis Nafis : Ustaz Somad Curhat di Medsos Jadi Bikin Heboh

Ketua Komisi Dakwah MUI meminta Ustaz Somad melaporkan ke polisi soal intimidasi.

Rep: Novita Intan/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Muhammad Cholil Nafis (kanan)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Muhammad Cholil Nafis (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis meminta para pendakwah tidak membiasakan menumpahkan kekecawaan di media sosial. Hal ini menyusul munculnya intimidasi terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS) yang membatalkan kegiatan dakwah di berbagai daerah.

Cholil Nafis mengatakan jika para pendakwah merasa mendapatkan ancaman dari berbagai pihak maka secepatnya dapat melaporkan ke aparat keamanan. "UAS curhatnya di sosial media sehingga bikin heboh, diharapkan UAS dapat melaporkan ke aparat keamanan. Sehingga bisa diselidiki siapa yang melakukan intimidasi dan motifnya seperti apa. Jika di sosial media maka penegak hukum tidak bisa menindaklanjuti karena delik aduan," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/9).

 

Menurutnya, penting bagi UAS melaporkan bentuk intimidasi ini terhadap aparat keamanan. Langkah ini guna sekaligus menjawab keresahan masyarakat akibat pembatalan ustaz kondang ini ke berbagai daerah, mengingat UAS beberapa kali ditolak di sejumlah daerah bahkan negara. "Ini hanya bentuk intimidasi yang artinya belum terjadi. Tentu yang bersangkutan harus mengungkap, apakah benar, seperti apa model intimidasinya, ketakutan seperti apa," ucapnya.

Baca juga: Politikus PDIP Sarankan UAS Laporkan Intimidasi ke Polisi

Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat dapat bersikap bijak terhadap apapun di sosial media. Tak hanya semata-mata menelan informasi yang belum jelas faktanya.

 

"Di tahun politik ini pandai menjaga stabilitas dan ketentraman masyarakat. Jadi pemerintah harus juga mampu menciptakan kedamaian dan keamanan dan mampu menciptakan rasa memiliki keadilan di tengah masyarakat," jelasnya.

 

"Tapi masyarakat juga harus bijak, tak kecuali ustaz juga bijak. Kita harus rawat Indonesia tetap harmonis dan bersatu," ucapnya.

Sebelumnya, UAS mengaku mendapat berbagai ancaman dan intimidasi yang akhirnya membuatnya membatalkan ceramahnya di Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

"Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan, dan lain lain terhadap tausiyah di beberapa daerah seperti Grobogan, Kudus, Jepara dan Semarang. Beban panitia yang sangat berat, kondisi psikologis jamaah dan saya sendiri," ujar UAS dalam instagramnya yang telah dikonfirmasi Republika, Senin (3/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement