REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- World Clean Up Day akan kembali digelar di Bali, 15 September mendatang. Ini merupakan langkah awal menguatkan komitmen masyarakat Bali untuk mewujudkan wisata bersih.
"Bali adalah tempat bersama kita dianugerahi kehidupan. Kegiatan ini rangkaian acara Suksma Bali atau wujud terima kasih kita untuk Bali," kata Ketua Panitia Suksma Bali, Yoga Iswara, Selasa (5/9).
Sampah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas wisata. Keberadaannya tak boleh menimbulkan kerusakan dan berdampak buruk pada wisata di Bali, seperti menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan, polusi, penyakit, dan pencemaran lingkungan lainnya.
Koordinator World Clean Up Day, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa mengatakan acara ini menyasar 10 ribu orang, yaitu mitra pariwisata, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Lingkungan, akademisi, birokrat, pemerintah, dan masyarakat. Bali yang saat ini memasuki musim penghujan juga menjadi langganan sampah plastik.
Jutaan ton sampah plastik membahayakan kehidupan manusia dan biota laut. Delapan puluh persennya berasal dari daratan. Sampah juga menurunkan daya tarik wisata di Bali. Tempat pembuangan sampah dengan sistem terbuka juga menyebabkan sampah mudah terbawa angin dan masuk kembali ke sungai dan lautan.
Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana menambahkan seluruh mitra pariwisata akan melakukan aksi ini serentak di seluruh Bali. Generasi muda harapannya dapat termotivasi dan terinspirasi untuk memahami pentingnya pelestarian lingkungan.
"Bali ke depannya harus memiliki sistem pengolahan sampah terpadu, terutama sampah plastik," katanya.