REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pungutan liar dan pencurian muatan kapal pengangkut batu bara di sepanjang Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur mendapatkan sorotan National Maritime Indonesia (Namarin). Direktur Namarin, Siswanto Rusdi, mengatakan persoalan itu harus bisa diatasi oleh pemerintah.
Dari sisi kepentingan nasional, Siswanto mengatakan pencurian muatan kapal pengangkut batu bara memang belum berdampak signifikan. Namun, pencurian itu sangat merugikan bagi pemilik batu bara. "Negara harus hadir untuk menata itu semua," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (4/9).
Siswanto mengatakan hal yang lebih serius justru muncul dari masalah pungutan liar terhadap para pemilik kapal di Indonesia. Pungli ini tidak hanya terjadi di Sungai Mahakam, tapi juga di wilayah lainnya. "Pungli itu harus diberesin supaya kapal-kapal di Indonesia dapat beroperasi efisien," katanya.
Dampak pungutan liar itu terhadap kepentingan nasional, ujar Siswanto, berupa bisa gagalnya sasaran Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Biaya ekonomi juga menjadi tinggi dan tidak adanya kepastian hukum. "Pungutan liar, baik yang dilakukan oleh masyarakat, LSM maupun petugas keamanan di Sungai Mahakam dan sungai-sungai lainnya, harus dihentikan," ucapnya menegaskan.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, Siswanto menjelaskan, kapal-kapal berbendera harus bekerja dan beroperasi secara efisien. Biaya logistik yang tinggi harus ditekan. Oleh karena itu, negara harus hadir dengan menata sektor transportasi laut agar berdaya saing tinggi dan efisien dalam beroperasi.
Kasus pencurian batu bara yang sedang diangkut kapal tongkang di sepanjang Sungai Mahakam dinilai kerap terjadi. Kejadian ini sangat merugikan pemilik barang maupun pengusaha angkutan laut karena muatan kargo berkurang.
Modusnya, ketika kapal tongkang lewat di perairan Sungai Mahakam, ada kapal-kapal kecil yang merapat di bagian belakang maupun samping kapal tongkang. Kapal-kapal kecil ini mengambil muatan batu bara.
Pencurian itu bahkan dilakukan tanpa rasa takut. Karena kapal-kapal kecil itu kerap melintasi pangkalan tempat aparat berjaga. "Katanya sih mereka ngumpulin batu bara sisa bongkaran," ujar Dany, salah seorang masyarakat yang tinggal di perairan Sungai Mahakam.