REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Hutan dan padang savana di Gunung Bromo yang merupakan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terbakar sejak Sabtu (1/9) siang. Hingga Ahad (2/9) sore api belum berhasil dipadamkan seluruhnya.
"Hingga sore ini upaya pemadaman masih terus dilakukan dengan sekat bakar untuk mencegah menjalarnya api semakin luas, dan bakar balik oleh ratusan personel," kata Kepala Seksi Pengelolaan Wisata Wilayah 1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarmin saat dihubungi dari Probolinggo.
Menurutnya, titik awal api berada di Busung Pentungan di kawasan blok Watu Gede Jemplang yang masuk di wilayah Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. "Tumpukan daun dan ranting atau serasah yang kering di padang savana dan angin kencang menyebabkan kebakaran semakin meluas di kawasan TNBTS. Namun hingga kini kami masih belum tahu penyebab kebakarannya," tuturnya.
Sejauh ini, lanjut dia, petugas TNBTS bersama sejumlah pihak fokus pada pemadaman kebakaran dan mencegah menjalarnya api semakin meluas karena angin yang cukup kencang dapat menyebabkan api cepat merembet. "Sebanyak 320 personel gabungan diturunkan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan savana Gunung Bromo. Mereka dari petugas TNBTS, Polri, TNI, BPBD, Perhutani dan jasa wisata yang berada di sekitar lokasi," katanya.
Kobaran api sudah masuk ke wilayah bukit Teletubies atau Gunung Watangan yang masuk wilayah Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Petugas akhirnya membuat sekat bakar untuk menjaga agar api tidak merambat ke bukit yang lainnya.
"Mudah-mudahan api bisa segera dipadamkan dan kami masih belum menghitung berapa luas kawasan TNBTS yang terbakar karena masih fokus pada upaya pemadaman," ujarnya.
Kendati terjadi kebakaran di kawasan Gunung Bromo, kawasan wisata gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut tersebut masih dibuka untuk umum. Karena jalur yang melalui Probolinggo dan Pasuruan tidak terdampak.