REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilih milenial menjadi rebutan kedua pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden (capres-cawapres) Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal itu mengingat jumlah pemilih dalam kategori tersebut terbilang relatif signifikan.
Saat dikonfirmasi kiatnya untuk menggaet suara kaum milenial, bakal calon wakil presiden Jokowi, Ma'ruf Amin mengaku sudah memiliki cara tertentu. Ma'ruf mengatakan, sosok Jokowi yang direpresentasikan dengan gaya mengendarai sepeda motor dan mengenakan jaket dinilai cukup untuk merayu pemilih di rentang usia 17 hingga 38 tahun. Sementara, bagi kaum milenial yang memiliki pandangan kesantrian, Ma'ruf mengaku siap dijadikan contoh untuk mendapatkan suara mereka.
"Kalau milenial santri tentu lebih condong ke saya, kira-kira begitu. Jadi akhirnya semua milenial kita ambil baik yang santri dan non-santri," kata Ma'ruf Amin di posko pemenangan PDIP pada Sabtu (1/9) di Jakarta.
Wakil Sekretaris Jendral PDIP Ahmad Basarah mengatakan, tim akan berupaya mengingkatkan elektabilitas di kalangan milenial dengan menjelaskan kepada mereka apa saja yang telah dikerjakan Presiden Jokowi. Salah satu yang akan dipaparkan adalah pembangunan yang memberikan harapan pada generasi milenal.
Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur merupakan pembangun kehidupan milenial di masa datang. Menurutnya, secara elektoral pembangunan yang kini dilakukan tidak memberikan keuntungan dalam jangka pendek.
"Itu harapannya dan daya rasa ini juga harapan emak-emak. Pembangunan infrastruktur dibuat, akses dibuka dan pembangunan secara nasional sudah bisa dirasakan hasilnya pada lima hingga 10 tahun ke depan," katanya.
Baca: Prabowo Mulai Singgung Pilihan Menteri dari Parpol Pengusung