REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Warga di beberapa wilayah Kabupaten Banyumas sejak beberapa hari terakhir kesulitan mendapatkan elpiji kemasan tiga kilogram (kg). Kalau pun ada, harganya pun mengalami kenaikan.
Endang (45 tahun), warga Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, mengaku sudah mencari gas tiga kg ke bebarapa pengecer. Namun, tidak ada pengecer yang masih menyimpan stok.
"Yang ada hanya tabung gas kosong, tidak ada isinya," jelasnya, Jumat (31/8).
Hal serupa juga disampaikan Supriyanto (52), warga Desa Pamujan, Kecamatan Purwokerto Selatan. Dia menyebutkan, sejak beberapa hari terakhir istrinya sering memasak makanan dengan kayu bakar karena kesulitan mendapat gas kemasan tiga kg.
Dia mengaku, terakhir mendapatkan gas di sebuah toko di Desa Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan. Saat itu, hanya tersisa satu tabung yang isi. "Kata pedagangnya, memang ada pengurangan pasokan gas elpiji tiga kg sejak dua pekan lalu," ujar Supriyanto.
Seorang pengecer gas tiga kg di Desa Karangklesem mengaku pasokan elpiji tiga kg memang dikurangi sejak dua pekan lalu. Bahkan, pengurangan itu hampir separuhnya.
Baca juga, Warga Resah Gas Melon 'Menghilang'
"Saya biasanya mendapat pasokan 20 tabung setiap pekan, tapi sejak beberapa pekan ini, pasokan dikurangi menjadi hanya tinggal 10 tabung. Kalau gas yang 5,5 kg atau 12 kg, pasokannya tidak ada masalah," katanya.
Dari penelusuran, kelangkaan elpiji kemasan tiga kg ini menyebabkan tingginya harga. Di tingkat pangkalan, gas melon dijual Rp 20 ribu per tabung. Di tingkat pengecer, gas dijual hingga Rp 23 ribu per tabung.
Imam Bahrudin, pengecer epliji di Kelurahan Teluk Kecamatan Purwokerto Selatan, mengaku tidak tahu kenapa pasokan elpiji 3 kg dikurangi. "Iya, memang pasokannya dikurangi sejak dua pekan terakhir. Tapi saya tidak tahu kenapa dikurangi,"katanya.
Tingginya harga gas bersubsidi juga terjadi di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Sejak beberapa waktu lalu, harganya melonjak hingga mencapai Rp 30 ribu per tabung.
"Normalnya Rp 20 ribu sampai Rp 22 ribu," kata Joko, salah seorang penjual gas bersubsidi di Palangka Raya, Jumat.
Keadaan tersebut dikeluhkan masyarakat di Kota Palangka Raya. Maryani, mengaku kaget terhadap kenaikan harga gas melon itu. Sekitar tiga pekan lalu ia membeli masih dengan harga Rp 22 ribu. "Namun tadi malam waktu saya beli sudah mencapai Rp 30 ribu," katanya.
Dia pun mengaku sedikit kesulitan mencari gas bersubsidi tersebut karena sejumlah warung pengecer yang biasa menyediakan gas ternyata kehabisan persediaan. Ibu satu anak ini pun berharap harga gas elpiji tiga kg di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini segera kembali normal.