REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersamaan dengan peringatan ke-71 Hari Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (HMKG), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkenalkan sekaligus meluncurkan inovasi teknologi 4.0. Inovasi ini guna memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) bencana Indonesia.
Ketiga produk inovasi itu adalah Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) 4.0 untuk mendukung keselamatan dari ancaman gempabumi dan tsunami; Geohotspot BMKG 4.0 untuk monitoring peringatan dini kebakaran hutan dan lahan yang sekaligus dapat memantau potensi sebaran kabut asap; dan info BMKG 4.0 yang memberikan layanan informasi cuaca dan iklim secara lebih presisi dan akurat. Inovasi Teknologi 4.0 ini telah didukung oleh Big Data dan Artificial Intelegence.
Dengan demikian, BMKG dapat lebih cepat, tepat, akurat dan luas jangkauannya dalam menginformasikan cuaca dan iklim ekstrem serta gempa bumi dan tsunami di berbagai wilayah Indonesia.
Peluncuran inovasi teknologi 4.0 dilakukan oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla, dan didampingi oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani; Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati; dan Wakapolri, Ari Dono, Kamis (30/8) siang, di Auditorium utama Kantor BMKG, Jakarta Pusat. Dalam peluncuran itu dijelaskan pula peran BMKG yang kini dipercaya untuk memantau dan memberikan peringatan dini bagi 10 negara ASEAN dan 28 negara yang berada di wilayah Samudera Hindia, mulai dari Afrika hingga Australia.
Lewat inovasi InaTEWS 4.0 sedikitnya terdapat 17 ribu pemodelan skenario tsunami yang dikembangkan BMKG berdasarkan algoritme matematika. Inovasi ini memungkinkan BMKG menganalisis dan memverifikasi data gempa bumi dan potensi tsunami dalam waktu kurang dari lima menit.
Sementara inovasi Geohotspot 4.0 memungkinkan BMKG mengidentifikasi titik panas secara lebih presisi dan real time. Adapun inovasi Info BMKG 4.0 menjadikan informasi cuaca BMKG lebih presisi dan akurat di mana prediksi cuaca tidak hanya dalam skala provinsi maupun kabupaten namun hingga tingkat kecamatan maupun venue. Tingkat akurasi mencapai 85 - 100 persen.
Menko PMK Puan Maharani bersama Wapres Jusuf Kalla mencoba alat simulasi gempa.
Wapres RI, Menko PMK, dan Wakapolri, pada kesempatan ini diberi kesempatan mencoba langsung alat simulasi gempa bumi lalu meninjau stasiun pemantauan cuaca dan iklim serta stasiun pusat pemantauan gempa bumi dan tsunami BMKG. Usai peninjauan, Menko PMK dalam keterangannya mengaku inovasi teknologi hasil karya anak bangsa ini tentu patut dihargai, terlebih ke depan dengan adanya alat semacam ini akan lebih memudahkan semua pihak terutama untuk antisipasi bencana alam di Indonesia.
“Satu lagi karya anak bangsa yang perlu kita acungi jempol. Ini tentu memudahkan kita semua. Waspada sebelum terjadi bencana, sigap menangani bencana, dan sudah dapat memprediksi apa saja kerugian yang timbul akibat bencana,” kata Menko PMK seperti dalam siaran persnya.