Selasa 28 Aug 2018 15:15 WIB

Lahan Pertanian Kekeringan di Sukabumi Meluas Jadi 575 Hekta

Sebagian petani hingga saat ini belum kembali menanam padi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
Sawah terdampak kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Sawah terdampak kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID,  SUKABUMI--Luasan lahan pertanian yang mengalami kekeringan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terus meluas. Ini karena hingga akhir Agustus 2018 tercatat ada seluas 575 hektare areal pertanian yang terdampak kekeringan dan seluas 178 hektare terancam.

 

"Dari laporan sampai 23 Agustus 2018 lahan kekeringan mencapai 575 hektare,’’ ujar Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi Dedah Herlina kepada Republika.co.id, Selasa (28/8). Lahan pertanian yang kekeringan ini tersebar di 22 kecamatan dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

 

Ke-22 kecamatan itu terang Dedah yakni Simpenan, Gunungguruh, Cikakak, Cisolok, Ciracap, Palabuhanratu, Ciemas, Waluran, Cimanggu, Cidahu, dan Cicurug. Selanjutnya Kecamatan Gegerbitung, Bantargadung, Warungkiara, Kadudampit, Cireunghas, Nagrak, Cisaat, Sagaranten, Lengkong, Purabaya, dan Cicantayan.

 

Menurut Dedah, dari 575 hektare lahan kekeringan tersebut terbagi ke dalam empat klasifikasi yakni mengalami rusak ringan, sedang, berat, dan gagal panen (puso). Rinciannya rusak ringan seluas 93 hektare, rusak sedang 172 hektare, rusak berat 178 hektare, puso 133 hektare.

 

Selain itu ada seluas 178 hektare lahan pertanian terancam kekeringan yang tersebar di 13 kecamatan. Lahan yang kekeringan ini biasanya akan meningkat statusnya dari ringan ke sedang dan berat hingga puso. Bila dalam beberapa waktu ke depan wilayah Sukabumi tidak diguyur hujan atau mendapatkan sarana pengairan.

 

Dedah menuturkan, daerah yang paling banyak terdampak kekeringan adalah Kecamatan Ciracap seluas 186 hektare. Rinciannya rusak sedang 64 hektare, rusak berat 86 hektare dan puso 36 hektare.

 

Selanjutnya Kecamatan Ciemas 97 hektare yakni rusak ringan 20 hektare, rusak sedang 39 hektare, rusak berat 29 hektare dan puso 10 hektare. Berikutnya Kecamatan Simpenan 70 hektare yakni rusak sedang 10 hektare, rusak berat 42 hektare, dan puso 18 hektare. Selain itu Kecamatan Palabuhanratu seluas 40 hektare yakni rusak ringan 25 hektare, rusak sedang 12 hektare, dan puso tiga hektare.

 

Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi H Sahlan mengatakan, para petani saat ini sebagian besar memang tidak menanam kembali padi. ‘’ Para petani belum berani menanam padi lagi karena khawatir musim kemarau masih panjang,’’ imbuh dia.

 

Saat ini kata Sahlan para petani hanya membersihkan lahan persawahan sehingga jika turun hujan maka bisa langsung ditanami. Selain itu ada sebagian petani yang beralih mencari pekerjaan lain untuk mendapatkan penghasilan.

 

Di Kota Sukabumi lahan pertanian yang kekeringan jumlahnya hanya sedikit yakni dua hektare. ‘’ Dari laporan sementara ada sekitar dua hektare lahan yang kekeringan,’’ terang Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Kardina Karsoedi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement