REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Stadion Manahan Solo bakal segera direnovasi mengikuti standar Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA). Stadion tersebut disebut-sebut bakal dijadikan sebagai Gelora Bung Karno (GBK) mini.
Kementerian PU dan PR telah melakukan pembahasan dengan Wali Kota Solo di Balai Kota Solo, Senin (27/8). Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksanaan Bangunan Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kusworo Darpito, mengatakan, dari hasil paparan tersebut, pada prinsipnya Wali Kota Solo mengapresiasi pelaksanaan renovasi Stadion Manahan.
Kementerian PU dan PR telah melakukan kontrak dengan kontraktor pada 20 Agustus 2018. Kontraktor yang dipilih yakni PT Adhi Karya Tbk dan PT Penta Rekayasa. Pengerjaan renovasi ditetapkan selama 407 hari kerja.
Renovasi Stadion Manahan ditargetkan selesai pada akhir September 2019. Kementerian PU dan PR telah menanggarkan dana senilai Rp 301 miliar untuk proyek tersebut.
Renovasi dilakukan secara menyeluruh mulai dari lapangan, fasilitas pemain, hingga tempat parkir. Renovasi meliputi penggantian kursi menjadi single seat seperti di GBK. Kemudian penambahan atap dari semula hanya sisi barat, nantinya semua akan ditutup.
Selanjutnya, relayout interior, termasuk ruang ganti pemain, hingga ruang khusus difabel. Selain itu, rumput di lapangan juga akan diganti, serta pencahayaan disesuaikan standar FIFA.
"Jadi kita akan mengacu standar internasional. Sama seperti yang digunakan di GBK. Karena ini GBK mini istilahnya. Tapi tidak 100 persen sama dengan GBK," terang Kuswoyo kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin (28/7).
Kuswoyo menyatakan, renovasi tersebut tidak membangun kembali Stadion Manahan, melainkan kondisi stadion yang sudah ada dimanfaatkan. Renovasi tersebut juga menambah struktur baru stadion.
Kemudian memperbaiki kualitas tempat duduk dari semula tidak mengunakan single seat menjadi single seat. Hal itu menyebabkan kapasitas agak turun dari 25 ribu menjadi 20 ribu. "Tetapi untuk standar masih klasifikasi 2 standar FIFA. Masih sama seperti yang dulu," ucapnya.
Tahap awal renovasi dimulai dari stadion utama berupa penambahan struktur. Sebab, atap tribun nantinya akan ditutup semua. Alhasil, selama renovasi, Stadion Manahan tidak difungsikan untuk pertandingan.
Di sisi lain, pemerintah juga menggagas konsep ramah lingkungan dalam renovasi Stadion Manahan. Tetapi hal tersebut tergantung dari sisi penanganan lingkungan. "Kami usahakan mengarah kesana. Kalau lingkungan mendukung, kami bisa lakukan itu. Nah lingkungan kita tidak menangani. Kita hanya menangani stadion," ujarnya.
Kuswoyo menambahkan, Kementerian PU dan PR terus berkoordinasi dengan Pemkot Solo karena Pemkot Solo sebagai fasilitator sekaligus yang mempunyai aset. Sehinggaa terkait perizinan sampai kelancaran pelaksanaan di lapangan harus berkoordinasi dengan pemkot.
Sementara itu, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, pembahasan mengenai renovasi Stadion Manahan poinnya Kementerian mengerjakan mulai dari tempat parkir dan stadion utama. "Nanti sebagian kecil kami anggarkan APBD juga. Salah satunya pembuatan master plan Manahan dari ujung ke ujung menjadi center olahraga," ungkap Rudy.
Nantinya, Rudy akan mengusulkan di lapangan basket didesain untuk sirkuit BMX. Dia juga akan memfasilitasi usulan dari cabang olahraga panahan. Selain itu, Pemkot Solo melakukan pendampingan pembuatan drainase dan sebagainya.
Di sisi lain, setiap Ahad, ribuan pedagang kaki lima (PKL) memanfaatkan sisi luar Stadion Manahan untuk berjualan atau Sunday Market. Rudy menyatakan, jika sedang dilakukan renovasi, maka para PKL tidak bisa berjualan di lokasi tersebut. Dia mengusulkan agar para PKL pindah berjualan ke Car Free Day (CFD) di Jalan Slamet Riyadi dan CFD di Pucang Sawit. "Kalau sudah dipakai renovasi kan tidak ada tempat," ujar Rudy.