Senin 27 Aug 2018 20:11 WIB

Sandiaga Akui Masih Utang Jalankan Program di Jakarta

Sandiaga mengaku masih punya utang menjalankan program pembangunan di Jakarta.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Bakal Calon Wakil Presiden Republik Indonesia, Sandiaga Uno
Foto: Republika
Bakal Calon Wakil Presiden Republik Indonesia, Sandiaga Uno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sandiaga Salahuddin Uno mengakui dirinya masih berhutang untuk menjalankan program-program pembangunan di DKI Jakarta. Sebab, dirinya baru menjalankan peran sebagai Wakil Gubernur hanya selama 10 bulan.

"Semua program berhutang, karena kan program kita 5 tahun. Saya baru jalanin 10 bulan," kata Sandi kepada awak media di Balai Kota, Senin (27/8).

Namun, dirinya menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan tidak mengeluhkan perihal program-program apa yang memberatkan Anies selepas ditinggal oleh Sandi. Dia hanya menyebut Anies harus bekerja lebih kuat.

"Tidak ada, dia (Anies) bilang sekarang ya harus double saja karena tidak ada Wagub. Nunggu wagub ditunjuk yang baru. Beliau harus kerja dua kali lebih kuat," ujarnya.

Oleh sebab itu, dirinya berharap Anies dan juga Pemprov DKI dapat melaksanakan dan menyelesaikan program-program yang masih tersisa. Dia juga meminta media untuk terus mengingatkan program-program yang harus diwujudkan.

Namun, Sandi menyebut tak lagi berkoordinasi dengan Anies perihal program-program untuk DKI Jakarta. Menurutnya, dirinya telah memiliki tugas baru.

"Saya udah punya tugas baru sekarang. Nanti kalau setelah penetapan Insya Allah nanti tanggal 20 September pasti akan disibukkan untuk penyusunan tim, penyiapan program-program menyapa seluruh rakyat Indonesia dan itu kan dari Sabang sampai Merauke," jelasnya.

Oleh sebab itu dia berkonsisten untuk berhenti dari jabatan Wagub agar tak ingin ada politisasi di Pemprov DKI. "Saya ingin DKI ini menjadi tentunya yang terbebas dari beban politik. Pak Anies bisa bekerja langsung. Sebentar lagi akan ada proses penunjukan wakil dan mereka bisa nggak bisa ikut agenda politik nasional," kata Sandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement