Senin 27 Aug 2018 15:10 WIB

Warga Usia Lanjut di Kabupaten Semarang Butuh Pendampingan

‘Lansia Tangguh’ menjadi salah satu Program KKN Tematik UNW tahun ini.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Lansia
Foto: epublika/Aditya Pradana Putra
Lansia

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kaum lanjut usia (lansia) di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, masih butuh pendampingan agar mereka bisa tetap mandiri dan tidak menjadi beban di usianya yang semakin lanjut. Pendampingan yang dimaksud antara lain berupa kesehatan, program bimbingan serta pelatihan agar kaum lansia ini tetap produktif, baik di tengah keluarga maupun di tengah masyarakat.

Hal ini terungkap dalam Penyuluhan Bina Keluarga Lansia (BKL), yang dilaksanakan KKN mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, di Aula Kecamatan Bawen. Dosen Pembimbing Lapangan KKN Tematik UNW 2018, Rissa Laila Vifta, mengatakan ‘Lansia Tangguh’ menjadi salah satu Program KKN Tematik UNW tahun ini bersama staf penyuluh KB di masing-masing kecamatan.

Menurutnya, tema KKN tersebut disepakati berdasarkan assessment serta kajian berkelanjutan, yang sebelumnya telah dilakukan oleh para dosen serta mahasiswa UNW. Dari kajian diketahui, bila sejumlah wilayah, termasuk Kecamatan Bawen, banyak dijumpai lansia yang butuh sekali pendampingan.  “Sehingga mereka mampu menjadi lansia sehat, mandiri, aktif dan produktif,” jelasnya.

Oleh karena itu, masih kata Rissa, KKN tematik UNW kali ini digulirkan untuk mendukung penuh program Lansia Tangguh di sejumlah wilayah Kabupaten Semarang. Berbagai kegiatan telah disiapkan untuk mendorong akselerasi sasaran KKN Tematik ini.

Salah satunya adalah melalui penyuluhan BKL yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Bawen ini. Penyuluhan BKL itu diikuti oleh warga lansia yang berasal dari empat desa/kelurahan. “Masing- masing dari Desa Doplang, Asinan dan Desa Kandangan, serta Kelurahan Bawen dan Kelurahan Harjosari,” katanya.

Sementara itu, penyuluh KB Kecamatan Bawen, Hari Widodo, dalam kesempatan ini menyampaikan beberapa hal mengenai konsep dasar Lansia Tangguh. Ia menegaskan, untuk mewujudkan program Lansia Tangguh butuh dukungan dari pihak keluarga selain program-program pendampingan yang kini digagas mahasiswa UNW.

“Peran keluarga sangatlah penting, apa yang dikehendaki para lansia jangan dihalangi. Melainkan perlu pendampingan agar yang bersangkutan semangat serta produktif meski usianya sudah tidak muda lagi,” jelas dia.

Ia juga menekankan pentingnya merawat semangat kaum lansia. Jika semangat tersebut dimiliki setidaknya akan mampu berkontribusi pada usia harapan hidup para lansia.

Selain itu juga dukungan kebijakan dari pemangku kepentingan. Berdasarkan data yang dihimpunnya, setidaknya ada empat kriteria pembangunan kota/desa yang masuk dalam klasifikasi ramah lansia.

Di antaranya mencakup ruang dan bangunan terbuka, perumahan, dukungan masyarakat dan pelayanan kesehatan. Termasuk terpenuhinya akses transportasi yang baik. “Di luar program KKN Tematik ini, UNW akan mendukung program Lansia Tangguh melalui pendampingan dan pemeriksaan kesehatan kepada para lansia,” ujar Hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement