Senin 27 Aug 2018 14:43 WIB

Yogyakarta Bertekad Pertahankan Predikat Kota Batik Dunia

Pemkab Sleman turut berkomitmen mendorong perkembangan batik.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Batik
Foto: antara
Batik

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gebyar Batik Sleman 2018 baru saja terselenggara. Gelaran yang mengangkat tajuk Innovation for Sustainable Future itu dihelat sebagai bentuk kegigihan mempertahankan predikat sebagai Kota Batik Dunia.

Gebyar Batik Sleman yang berlangsung 24-26 Agustus 2018 dibuka Ketua Dekranasda DIY, GKR Hemas. Turut mendampingi bupati Sleman, wakil bupati Sleman, kepala Disperindag DIY, dan kepala Disperindag Kabupaten Sleman.

Pagelaran bertujuan mendukung pelaksanaan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018. JIBB 2018 jadi usaha mempertahankan predikat Kota Batik Dunia usai memenuhi tujuh kriteria World Craft Council (WCC).

Terdapat tidak kurang 60 bazaar, pagelaran busana, dan lokakarya Ayo Membatik. Tak ketinggalan pameran dari IKM-IKM batik. Mulai 50 stan dari IKM Kabupaten Sleman, lima stan dari Kabupaten Gunungkidul, dan lima stan dari DIY.

Ketua Dekranasda DIY, GKR Hemas mengatakan, penghargaan predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia diraih karena kegigihan batik sebagai acuan tradisi. Serta, adanya balai-balai batik, dan pembelajaran batik di sekolah-sekolah.

"Berharap Yogyakarta mampu mempertahankan predikat Kota Batik Dunia yang akan kembali dinilai World Craft Council pada Oktober 2018," kata Hemas, di Pawon Semar Hotel Alana.

Sebagai tuan rumah, Bupati Sleman, Sri Purnomo, menuturkan Pemkab Sleman turut berkomitmen mendorong perkembangan batik. Salah satu perwujudan komitmennya dilakukan lewat Perbup Nomor 35 Tahun 2015 tentang Tata Kelola Batik Sleman.

Melalui itu, karya-karya batik Sleman memiliki payung hukum dan perlindungan, sekaligus menjaga originalitasnya. Untuk memotivasi pengrajin memakai pewarna alam, diberikan ruang melaksanakan lomba-lomba batik warna alam.

"Melalui corak batik juga mampu menjaga kelestarian alam Sleman itu sendiri, dengan mulai beralih ke bahan-bahan yang ramah lingkungan," ujar Sri.

Ia berharap, terselenggaranya kegiatan ini tidak cuma dapat mendeklarasikan Yogyakarta sebagai Kota Batik di mata dunia. Namun, menggeliatkan keberadaan batik di Sleman, khususnya maupun kabupaten/kota di DIY lain.

Selain gelaran-gelaran bertajuk batik, Gebyar Batik Sleman 2018 disuguhi pula Tari Parijata Sinangling dari Sanggar Tari Kembang Sakura. Itu merupakan binaan langsung Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement