Senin 27 Aug 2018 07:12 WIB

Selama Kemarau, Karawang Mampu Panen 22 Ribu Hektare

Suplai air petani dari PJT II Jatiluhur mendukung keberhasilan panen.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Friska Yolanda
Petani memanen padi.
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Petani memanen padi.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menyatakan telah melakukan panen seluas 22 ribu hektare. Kondisi ini dilakukan di tengah puncak musim kemarau. Bahkan, hasil produksinya mencapai 6,7 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, M Hanafi Chaniago, mengatakan, areal persawahan yang panen ini cukup luas. Di saat daerah lain dilanda kekeringan, Karawang masih tetap produktif di sektor pertaniannya. Mengingat, suplai air yang dikelola PJT II Jatiluhur hingga saat ini masih cukup aman.

"Di saat musim kemarau produktivitas petani masih cukup tinggi," ujar Hanafi, kepada Republika.co.id, Ahad (26/8).

Lahan yang panen selama Agustus tersebar di sejumlah kecamatan, satunya di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang Wadas. Hasil produksinya pun tidak mengecewakan, yaitu 6,7 ton per hektare dalam kondisi gabah basah. 

Dengan panen saat ini, petani juga diuntungkan. Sebab, harga gabah cukup tinggi, yaitu di kisaran Rp 4.800 sampai Rp 5.200 per kilogramnya. Ketentuan harga tersebut, ditentukan oleh kondisi (kualitas) gabahnya.

Hanafi menyebutkan, produksi selama 2018, dari Januari hingga Juli mencapai 703.348 ton GKP. Produksi tersebut dicapai dari target luasan tanam sekitar 104.202 hektare. Dengan kondisi ini, Karawang yang terkenal dengan sebutan kota lumbung padi ini, memang belum terdampak kekeringan.

"Bahkan, sampai saat ini kami belum menerima laporan mengenai areal sawah yang kekeringan, puso ataupun gagal tanam," ujarnya.

Sudana (46 tahun) petani asal Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Lemah Abang Wadas, mengatakan, petani berhasil melalui panen musim gadu (kemarau). Pasalnya, sampai saat ini suplai airnya masih tersedia. Sehingga, petani tidak kesulitan tanam selama musim kemarau 2018 ini.

"Kami juga menggunakan bibit padi yang tahan terhadap cuaca panas. Salah satunya, menggunakan varietas Inpari 32," ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement