REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi di Kabupaten Lombok dan Kota Mataram dinilai perlu direvisi. Pasalnya, dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa menyebar hingga ke Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat.
Pengasuh Pondok Pesantren Modern Dea Malela, Sumbawa Muhammad Din Syamsuddin mengatakan, ribuan penduduk di dua kabupaten tersebut turut menderita akibat guncangan gempa berkekuatan 6,9 skala richter (SR) pada Ahad (19/8). “Saya saksikan di lapangan ribuan penduduk di Sumbawa dan Sumbawa Barat sama menderita seperti di Lombok,” kata Din melalui pernyataan tertulis diterima Republika.co.id, Ahad (26/8) pagi.
Ia mengungkapkan, ribuan rumah penduduk runtuh bahkan hancur. Alhasil para pemiliknya terpaksa mengungsi dan tinggal diluar rumah untuk sementara waktu. Di sisi lain, masalah juga muncul akibat minimnya tenda pengungsian, ketersediaan air bersih, serta kecukupan logistik bagi para korban.
“Negara harus hadir secara berkeadilan. Inpres Nomor 5 Tahun 2018 perlu diperbaiki karena Inpres tersebut hanya menyebut beberapa daerah di Lombok dan Mataram,” ujar dia.
Ia pun meminta agar Pemprov NTB memberikan data secara faktual dan valid kepada pemerintah pusat agar tidak terjadi kesalahan informasi. Pemprov NTB resmi mengakhiri masa tanggap darurat Lombok pada Sabtu kemarin. Badan Nasional Penanggulangan Nasional (BNPB) menyatakan, selanjutnya penanganan Lombok akan masuk pada tahap masa transisi darurat.
Meski sudah masuk transisi darurat, status Lombok tetap masih dalam kondisi darurat. Status transisi darurat ke pemulihan adalah keadaan di mana penanganan darurat bersifat sementara atau permanen berdasarkan kajian teknis dari instansi yang berwenang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa bumi kembali terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (26/8) dini hari WITA. Gempa kali ini memiliki kekuatan 5,6 skala richter (SR).
Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Djatmiko mengatakan, gempa bumi mengguncang Sumbawa, NTB pada Ahad. "Gempa berkekuatan 5,6 SR terjadi pada 01.33.18 WIB di lintang 8,47 LS, bujur 116,93, BT dan kedalaman 10 kilometer (km)," katanya, Ahad pagi.