Sabtu 25 Aug 2018 14:42 WIB

Andi Arief: Saya tak Ingin Gagalkan Pencawapresan Sandiaga

Andi menegaskan tidak menghindari dampak dari cuitannya tersebut

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Pendaftaran Calon Presiden Prabowo. Pasangan Capres-Cawapres Prabowo dan Sandiaga Uno (tegah kiri) menyerahkan berkas pendaftaran kepada Ketua KPU Arief Budiman (kedua kanan) di KPU Pusat, Jakarta, Jumat (10/8).
Foto: Republika/ Wihdan
Pendaftaran Calon Presiden Prabowo. Pasangan Capres-Cawapres Prabowo dan Sandiaga Uno (tegah kiri) menyerahkan berkas pendaftaran kepada Ketua KPU Arief Budiman (kedua kanan) di KPU Pusat, Jakarta, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief menegaskan tidak pernah berniat sama sekali menggagalkan pencalonan wakil presiden (pencawapresan) Sandiaga Uno. Hal ini ditegaskan Andi Arief terkait dengan cuitan di akun twitter pribadinya yang menyindir soal mahar politik oleh Sandiaga Uno.

"Saya tidak pernah berniat menggagalkan pencawapresan Sandi Uno, saya hanya berkeinginan untuk mencegah Pak Prabowo berbuat salah pada 8 Aguatus 2018 lalu atas informasi yang saya dengar langsung dari tiga pimpinan partai Demokrat. Bagi saya itu kategorinya bukan informasi biasa," kata Andi Arief dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (24/8).

(Baca: Isu Mahar Politik Sandiaga Disebut Sudah Mulai Tenggelam)

Hingga saat ini Andi menegaskan tidak menghindari dampak dari cuitannya tersebut. Andi menegaskan tidak juga mencabut dua cuitannya yang dijadikan landasan untuk melaporkannya ke Bawaslu. Meski begitu, ia menegaskan tidak lagi mempermasalahkan persoalan ini karena telah partai koalisi sudah saling berkomunikasi.

"Mudah-mudahan masalah ini cepat selesai dan Sandi Uno khususnya  tidak terbebani dengan proses di Bawaslu ini sehingga bisa berkonsentrasi untuk kemenangan Pilpres bersama Pak Prabowo dan partai-partai Koalisi," terangnya.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kembali memanggil Andi Arief untuk klarifikasi soal mahar politik. Pada panggilan ketiga pada Jumat (24/8), Andi Arief kembali mangkir di kantor Bawaslu pusat. Andi beralasan ia masih diluar Jakarta, sehingga tidak bisa hadir ke Bawaslu untuk dimintai klarifikasi.

Dalam pernyataan tertulis soal ketidakhadirannya di Bawaslu, Andi Arief juga mengaku setelah pelaporan pihak tertentu ke Bawaslu kini ia mendapatkan ancaman. Ia menyebut salah satu ketua DPD Partai Politik di Jakarta menggunakan kelompok tertentu untuk mengintimidasinya.

"Karena itu lebih baik saya menghindar.  Akan saya kirim utusan untuk klarifikasi langsung ke Ketua DPD Partai Politik itu. Kalau sangat diperlukan saya akan meminta perlindungan pada kepolisian," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement