REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Senior Sales Eksekutif LPG VI Pertamina MOR V, Ancala Egah mengaku Kota Malang sempat mengalami kekosngan gas elpiji tiga kg atau gas melon selama beberapa hari terakhir. Kekosongan ini telah ditinjau langsung oleh Pertamina hingga Kamis kemarin (23/8).
"Sampai kemarin kami pantau ke beberapa titik terluar memang masih ada kekosongan, harapannya hari ini bisa teratasi," ujar Ancala saat ditemui wartawan di Balaikota Malang, Jumat (24/8).
Ancala menegaskan, kekosongan ini murni akibat kondisi di lapangan saat Idul Adha. Proses distribusi di momen tersebut sebenarnya tetap berjalan tapi hal ini terkendala dengan banyaknya eceran yang tutup. Situasi ini yang menyebabkan keterlambatan distribusi elpiji melon ke masyarakat Kota Malang.
Dari sisi distributor, Ancala memastikan tidak ada permainan 'nakal' di kelompok tersebut. Proses pembayaran melalui bank membuat pihaknya mudah mengawasi atas kecocokan harga elpiji antara agen dan pangkalan. Namun dari segi pengecer, Ancala tak menampik, sampai saat ini pengawasannya belum mencapai titik tersebut.
"Kalau pengecer ini memang tingkat pengawasannya kita belum sampai menjamah ke arah sana. Kita sampai ke level pangkalan saja," jelas dia.
Ancala juga menambahkan kekosongan elpiji bukan karena kebijakan pengalihan subsidi dari pemerintah pusat. Kebijakan ini tidak menimbulkan perintah menghilang produk ini di masyarakat. Ditambah lagi, dia melanjutkan, pihaknya selalu menjamin elpiji selalu tersedia di lapangan.
"Dan melihat pantauan di pasar, kita sudah melakukan penambahan dimulai hari Senin kemarin sampai hari ini," jelasnya.
Sebagai informasi, warga di Kota Malang mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji melon selama sepekan terakhir. Hal tersebut menjadi ironi ketika sehari sebelum libur Hari Raya Idul Adha, Pertamina merilis soal pasokan dan stok bahan bakar gas itu aman. Kondisi ini juga telah diakui oleh warga Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Yatini yang kesulitan mendapatkan gas melon sejak Idul Adha.