Rabu 22 Aug 2018 18:28 WIB

Kekeringan Ekstrem Landa Cirebon Hingga Majalengka

Lebih dari 60 hari sejumlah wilayah tidak mendapat hujan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon dan Majalengka mengalami kemarau ekstrem pada musim kemarau tahun ini.

‘’Kemarau dengan kriteria ekstrem berarti lebih dari 60 hari berturut-turut tanpa hujan,’’ ujar Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, Rabu (22/8).

Faiz menjelaskan, berdasarkan Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut Provinsi Jawa Barat per 20 Agustus 2018, sejumlah wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria ekstrem itu terjadi di sebagian kecil Cirebon barat. Hal itu sebagaimana tercatat pada pos hujan Tukmudal (88 hari), Wanasaba Kidul (116 hari), Sindang Jawa (115 hari) dan Cangkol (116 hari).

Tak hanya di Cirebon, kemarau ekstrem juga melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Majalengka selatan. Yakni tercatat pada pos hujan Banjaran (87 hari), Rawa (84) hari, Sunia (87 hari), Talaga (95 hari), Cikijing (87 hari) dan Majalengka (85 hari).

Sementara itu, untuk sebagian besar wilayah Jawa Barat lainnya, kata Faiz, mengalami kemarau dengan kriteria hari tanpa hujan sangat panjang, yakni 31 – 60 hari berturut-turut tanpa hujan. Selain itu, adapula sejumlah wilayah lainnya yang mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria pendek (6–10 hari) hingga menengah (1–20 hari). Wilayah itu yakni, terjadi di Bogor, Bandung barat, Subang barat dan tengah, Garut selatan, Ciamis dan Pangandaran.

‘’Berdasarkan analisis curah hujan dasarian II Agustus 2018, sebagian besar wilayah Jawa Barat berada pada kategori curah hujan rendah (< 50 mm),’’ kata Faiz.

Sedangkan untuk prakiraan curah hujan dasarian III Agustus 2018, kata Faiz, sebagian besar wilayah Jawa Barat diprakirakan masih berada pada kategori curah hujan rendah (0–50 mm). Untuk curah hujan kategori menengah (50–75 mm), diprakirakan terjadi di Bogor, Sukabumi utara, Cianjur utara dan tengah, Bekasi selatan, Karawang selatan, Purwakarta barat, Bandung, Garut tengah, dan Tasikmalaya barat.

‘’Dari prakiraan probabilistik curah hujan dasarian III, peluang kejadian hujan kritera rendah (< 50 mm) masih berpeluang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Barat, yakni lebih dari 80 persen,’’ kata Faiz.

Sementara untuk peluang curah hujan kriteria menengah (50–100 mm) dengan peluang tertinggi sebesar 50–70 persen, yakni di wilayah Bogor, Sukabumi utara, Cianjur utara, dan Bandung barat.

Sementara itu, memasuki puncak musim kemarau, wilayah Kabupaten Kuningan bersiaga menghadapi darurat kekeringan. Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga turut diwaspadai.

‘’Kuningan sudah menerbitkan SK Siaga Kekeringan dan Karhutla per 27 Juli sampai 1 November 2018,’’ kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin.

Baca: Kekeringan di Purbalingga Meluas, Ribuan Warga Krisis Air

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement