Selasa 21 Aug 2018 11:27 WIB

Orang Diminta Dorong Anak di Pengungsian Tetap Sekolah

Kemendikbud akan tetap terus memasang tenda kegiatan belajar mengajar.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy saat meninjau Sekolah Dasar Negeri 5 Pohgading, Desa Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Senin (13/8). Sekolah tersebut menjadi salah satu yang mengalami kerusakan parah akibat gempa Lombok.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Effendy saat meninjau Sekolah Dasar Negeri 5 Pohgading, Desa Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Senin (13/8). Sekolah tersebut menjadi salah satu yang mengalami kerusakan parah akibat gempa Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID,  LOMBOK BARAT -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Efendi meminta para orang tua korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendorong anak-anaknya untuk tetap belajar. Meskipun, dalam kondisi yang serba sulit.

"Ibu-ibu, kerasan tinggal di tenda?" tanya Muhajir kepada warga di pengungsian Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Selasa (21/8).

Sontak ibu-ibu dan warga di pengungsian menjawab tidak. "Berarti harus segera bangun rumah yah," lanjut Muhajir.

Khusus untuk para pelajar yang berada di pengungsian, ia meminta tetap belajar meski sekolah-sekolah yang ada sudah rusak. Kemendikbud, kata dia, akan terus melakukan pemasangan tenda untuk kegiatan belajar mengajar.

Hingga saat ini, dia katakan, Kemendikbud telah memasang 30 tenda untuk kegiatan belajar mengajar di pengungsian. Rencananya, 50 tenda lainnya akan segera menyusul.

Nantinya, tenda-tenda untuk kegiatan belajar mengajar akan didirikan di halaman sekolah. Namun, bagi sekolah yang halamannya juga rusak, pemerintah akan memasang tenda di lokasi pengungsian.

"Saya mohon putra putri didorong belajar, tidak boleh berhenti belajar dalam keadaan apa pun, kalau terlalu lama berhenti belajar nanti kembali sekolahnya susah. Kita juga akan mengirim guru-guru konsultasi trauma dan guru untuk bimbingan kegiatan belajar mengajar," katanya menambahkan.

Sebelumnya, Kemendikbud menyalurkan bantuan untuk penanganan pascabencana gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Nilainya sebesar Rp 226.426.359.000.

Dana tersebut dikumpulkan dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018 dan bantuan solidaritas pegawai Kemendikbud.

"Bantuan ini kita harapkan dapat segera digunakan untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan dan situs cagar budaya yang terdampak gempa. Juga untuk penanganan psikososial para siswa, pendidik, tenaga kependidikan, dan pemelihara cagar budaya yang menjadi korban," ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement