REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG- Dinas Pertanian Kabupaten Bandung mengungkapkan sekitar 865 hektar lahan pertanian yang berada di 25 kecamatan mengalami kekeringan di musim kemarau. Jumlah tersebut sekitar 7.3 persen dari total lahan yang mencapai 11.825 hektar.
Kriteria lahan pertanian yang terdampak kekeringan yaitu kekeringan ringan sebanyak 333 hektar, kekeringan sedang 366 hektar, kekeringan berat 163 hektar dan puso sebanyak 3 hektar. Sementara lahan yang terancam kekeringan seluas 892 hektar.
Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Bandung, Tisna Umaran mengatakan pihaknya mengimbau kepada petani yang mengalami kesulitan air untuk lahan pertanian bisa langsung lapor ke petugas lapangan. Sehingga bisa segera disiapkan alat-alat dan mesin pertanian.
"Kami melakukan penyedotan air dengan pompanisasi untuk mengalirkan air dari bendungan menuju lahan pertanian yang mengalami kekeringan," ujarnya, Selasa (21/8).
Tisna mengatakan, terus melakukan upaya pompanisasi air agar lahan-lahan yang mengalami kekeringan bisa teraliri dengan air. Selain itu, pihaknya terus mengupayakan memobilisasi pompanisasi ke wilayah yang terkena dampak kekeringan cukup parah.
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Ina Dewi Kania, mengatakan selain pompanisasi dilokasi yang terdapat air, pihaknya juga membuat sumur dangkal di beberapa titik yang rawan air.
Serta mempercepat panen bersama untuk lokasi yang sudah memasuki masa panen dengan menggunakan alat panen. Selain itu, mengantisipasi kekeringan, pihaknya juga mengimbau petani tidak memaksakan menanam padi apabila ketersediaan air tidak ada.
"Apabila tidak mencukupi air, petani jangan memaksakan menanam padi. Kami sarankan menanam palawija dan sayuran yang relatif sedikit memerlukan air,” ujarnya.