Ahad 19 Aug 2018 18:36 WIB

Gamavet Ikut Kontribusi Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban

Penyakit yang paling sering ditemui pada hewan kurban adalah fasciolosis.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pekerja membersihkan hewan kurban yang dijual di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (18/8).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pekerja membersihkan hewan kurban yang dijual di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Keluarga Alumni Kedokteran Hewan Gadjah Mada (Gamavet) ikut berkontribusi aktif dalam pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan kurungan dan Daging kurban di tempat penampungan dan pemotongan hewan.

"Dokter Hewan Alumni FKH UGM yang tersebar di berbagai instansi dan berbagai bidang pekerjaan tergerak untuk menjadi volunter atau tenaga sukarela dalam rangka menjamin kesehatan hewan kurban yang akan dipotong dan ikut mengawasi agar daging yang dibagikan merupakan daging yang aman, sehat, utuh dan halal," ujar Ketua Umum Gamavet, Dr Drh Teuku Sahir Syahali dalam siaran pers yang disampaikan ke Republika, Ahad (19/8).

Menurut Sahir, pemeriksaan kesehatan hewan kurban yang akan dilakukan meliputi pemeriksaan ante mortem, proses penyembelihan dan pemeriksaan post mortem. 

Pemeriksaan ante mortem merupakan pemeriksaan yang dilakukan sebelum hewan dipotong untuk membedakan hewan yang berpenyakit menular, tidak menular dan hewan yang sehat. Hal ini dapat dilakukan pada waktu hewan dalam keadaan berdiri dan berjalan, berbelok ke kiri dan ke kanan. 

Pemeriksaan ini meliputi keadaan umum hewan, lubang-lubang tubuh hewan, pernafasan, temperatur tubuh dan selaput-selaput lendir. Pada proses penyembelihan, dokter hewan akan memastikan bahwa hewan yang akan disembelih, dirobohkan secara manusiawi, menghadap ke barat, dibacakan nama Allah dan proses pemotongan hewan secepat-cepatnya dengan memotong tiga saluran, yaitu saluran nafas, saluran makanan, dan saluran darah. 

Pemeriksaan post mortem di lakukan setelah hewan dikeluarkan isi perutnya, dilihat keadaan dagingnya, juga organ-organ dalam, seperti, paru-paru, jantung, hati, limpa, ginjal, dan organ lainnya agar dapat ditentukan kelayakan daging dan organ yang layak konsumsi.

"Beberapa penyakit pada hewan kurban dapat menular ke manusia dan biasa dikenal dengan istilah zoonosis. Penyakit yang paling merugikan dan patut diwaspadai adalah penyakit Anthrax," jelas Sahir.

Dia menambahkan, hewan yang terinfeksi anthrax akan menunjukkan gejala demam, hilangnya nafsu makan dan mengeluarkan darah pada lubang-lubang alami tubuh.  "Hewan yang terserang anthrax dilarang untuk dipotong, karena bakteri Bacillus anthrax dapat berpotensi menyebar ke area yang lebih luas," terangnya.

Contoh lain, lanjut Sahir, adalah penyakit tuberculosis, yang dapat menyerang pada sapi, domba, kambing, dan hewan ternak lainnya. Gejalanya tidak terlalu jelas, dapat ditandai dari riwayat batuk yang berkepanjangan. 

Apabila dicermati setelah proses pemotongan, Paru-paru terdapat benjolan-benjolan putih (tuberkel) dan dalam kasus yang berat tuberkel menyebar ke seluruh bagian tubuh. Apabila ditemukan tuberkel pada satu organ saja, daging dapat dikonsumsi. 

"Hanya organ yang bersangkutan diafkir (dimusnahkan/dibakar). Jika tuberkel ditemukan pada banyak organ, maka harus diafkir seluruhnya dimana bangkainya dibakar dan dikubur," tuturnya.

Sahir memaparkan, penyakit yang paling sering ditemui pada hewan kurban adalah fasciolosis. Penyakit ini merupakan penyakit parasite yang disebabkan oleh cacing pipih (treamtoda) yang menyerang sapi, domba, kambing, dan hewan ternak lainnya.

Dampak infeksi ini cukup buruk. Ia bisa membuat pertumbuhan ternak terhambat, kurus, produktivitas ternak menurun, bahkan menyebabkan Kematian. "Walaupun penularannya dapat dihindari apabila hati dimasak dan diolah secara benar, hati hewan yang terinfeksi penyakit ini sebaiknya di afkir sebagian ataupun secara keseluruhan tergantung dari tingkat keparahannya," paparnya.

Diutarakan Sahir, peran dokter hewan menjadi sangat penting dalam keseluruhan proses dimulai dari pemeriksaan hingga pemotongan hewan kurban. Di mana peran paling utama adalah dalam melakukan deteksi dan penanggulangan penyakit yang bersifat zoonosis. 

"Diharapkan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit, perlindungan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan manusia oleh Gamavet ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat," pungkas Sahir. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement