Ahad 19 Aug 2018 15:21 WIB

Gempa Susulan Lombok, Juga Dirasakan Sampai di Bali

Belum ada laporan korban jiwa akibat gempa.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Masjid Al Khairat di Desa Poto Tano, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), NTB, rusak akibat gempa pada Ahad (19/8) siang.
Foto: dok. BPBD KSB
Masjid Al Khairat di Desa Poto Tano, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), NTB, rusak akibat gempa pada Ahad (19/8) siang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa susulan Lombok kembali dirasakan oleh masyarakat Bali. Mereka panik dan berhamburan keluar rumah.

"Di Bali, masyarakat dan wisatawan merasakan guncangan ringan hingga sedang, dan sebagian segera keluar rumah dan bangunan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Ahad (19/8).

Sutopo mengatakan, posko BNPB telah melakukan analisis dan konfirmasi dampak gempa Lombok ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Ternyata Gempa tersebut juga kembali dirasakan keras oleh masyarakat di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Barat dan Lombok Tengah selama selama 4-8 detik.

Sedangkan guncangan sedang dirasakan di Kota Mataram, Kota Denpasar, Jembrana, Karangasem, Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan, Klungkung dan Buleleng selama 4-6 detik. Akibat gempa berkekuatan 5,4 SR dan 6,5 SR, masyarakat berhamburan keluar rumah dan keluar dari tenda pengungsian yang berada di Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

"Belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa akibat gempa, namun masyarakat bertambah trauma dengan gempa-gempa susulan," kata dia.

Adapun guncangan gempa paling keras dirasakan di Lombok Timur. Banyak masyarakat di Sembalun Lombok Timur yang panik dan meninggalkan aktivitas merekasaat itu juga untuk mencari tempat aman.

"Berdasarkan laporan Babinsa terjadi beberapa kerusakan rumah dan bangunan di Desa Korleko Selatan seperti menara Masjid Babussalam Dusun Lembak Daya Kecamatan Sembalun, kemudian dua kios depan kantor Desa Madaen roboh," ucapnya.

BPBD bersama aparat gabungan terdiri dari  TNI, Polri, Basarnas, Tagana, SKPD, PMI, dan relawan masih terus melakukan pemantauan dampak gempa.

Gempa berpotensi tsunami sebelumnya juga mengguncang Lombok Utara. Akibat gempa berkekuatan 7,0 SR menelan korban jiwa hingga 460 meninggal dunia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement