REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengaku tak gentar menghadapi bakal calon wakil presiden (cawapres) Sandiaga Uno sebagai kandidat paling muda di antara calon lainnya. Ia mengatakan tim tidak hanya akan mengandalkan Joko Widodo (Jokowi), tetapi juga melibatkan KH Ma'ruf Amin dalam mendulang suara pemilih muda.
Ia menilai sosok Ma'ruf dinilai dapat menarik santri muda. Bahkan, ia mengungkapkan, rencana tim untuk ‘mendandani’ Kiai Ma’ruf dengan tampilan milenial.
“Nanti Mas Sandi akan diimbangi Jokowi langsung, tetapi insya Allah kiai Ma'ruf Amin akan di-style supaya tampilannya, walaupun pakai sarung, tetapi milenial. Kan ada juga sarung dan santri milenial," kata dia di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8).
Kendati demikian, ia menerangkan, Joko Widodo (Jokowi) memang yang berpotensi beradu dengan Sandiaga untuk menggaet pemilih muda. "Soal kedekatan dengan pemilih milenial, gaya, usia, dan segala macam, itu Jokowi yang lebih dekat dengan milenial," kata dia.
Selain itu, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) juga akan mengandalkan ratusan juru bicara (jubir) kampanye yang saat ini sedang dalam proses seleksi. Menurut dia, para jubir itu nantinya bekerja sebagai juru penerang program Jokowi-Ma'ruf di berbagai elemen masyarakat, termasuk juga pemilih muda.
Ia menambahkan, kekuatan Jokowi itu di luar struktur partai, adalah para relawan. Ia mengklaim, saat ini sudah lebih dari 100 kelompok relawan telah melakukan koordinasi KIK.
"Itu yang baru, artinya hanya di Jakarta dan sekitarnya, belum pada provinsi lainnya," ujar dia.
Arsul menegaskan, KIK juga akan melibatkan semua elemen masyarakat dalam tim kampanye. Sebab, dalam Pilpres 2019 bukan hanya suara milenial yang diperlukan.
“Dari pemilih pemula milenial, sampai remaja, remaja tua, sampai pada senior citizen. Karena pemilihnya begitu luas, dari pemula yang 2019 baru 17 tahun sampai di atas 77 tahun," kata dia.