REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menggelar kegiatan penanaman Mangrove yang melibatkan generasi muda. Penanaman ini dalam rangka memperingati kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia.
Penanaman ini sekaligus memperingati Hari Mangrove Internasional yang jatuh pada setiap tanggal 26 Juli setiap tahunnya. Penanaman ini dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL), Ida Bagus Putera Parthama, yang dihadiri 200 peserta dari Pramuka Saka Wanabakti, Karang Taruna Wana Wistara dan anak-anak binaan Yayasan Sahabat Anak.
Kegiatan ini dilaksanakan di Blok Elang Laut, Kawasan Pantai Indah Kapuk Jakarta, di pagi hari, setelah melaksanakan upacara peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia (17/8). Dalam aksi ini sebanyak 800 batang mangrove ditanam dengan melibatkan anak-anak dari berbagai kalangan.
Putera menyatakan, Indonesia adalah salah satu pemilik hutan mangrove terbesar di dunia, sehingga merupakan satu keharusan untuk terus menjaganya agar tidak rusak.
“Pagi ini kita melakukan suatu kegiatan yang sederhana tapi penting, karena kita akan melakukan upaya penyelamatan mangrove. Saya berharap generasi muda yang hadir disini dapat melanjutkan kegiatan ini dan menyosialisasikan pada sahabat muda lainnya dan menjadi satu karunia lestari yang dapat bermanfaat hingga anak-cucu kita nanti,“ kata Putera berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id.
Mangrove mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan. Mangrove dapat menjadi penahan abrasi dan tsunami. Akar mangrove dapat menangkap endapan dan membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang sehingga tidak mencemari laut.
Lebih penting lagi, mangrove dapat mencegah intrusi air laut terlebih untuk wilayah DKI Jakarta yang air sumurnya terasa sangat asin dan menjadi tujuan wisata mangrove. Namun tantangan terbesarnya selain menjadi tempat pembijahan ikan, disisi lain perikanan juga menjadi salah satu sebab rusaknya mangrove karena diubah menjadi tambak.
“ Ini paradoks karena di perikanan tentu mengharapkan produksi meningkat, sedang apabila mangrove hilang produksi ikan akan turun. Karena itu dibutuhkan koordinasi lintas sektor terkait untuk bersama menyelamatan wilayah mangrove ini, “ ucap Putera.
Indonesia memiliki lebih kurang 4 juta hektar hutan mangrove, ironinya sebagian diantaranya telah rusak. Karena itu dibutuhkan kesadaran bersama menjaga mangrove yang sangat penting manfaatnya ini.